Bupati Tak Copot Kadiskes Saat Mutasi, Pemuda Duga Bupati dan Kadis Sekongkol Rampas Hak Tenaga Medis
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Bupati Tak Copot Kadiskes Saat Mutasi, Pemuda Duga Bupati dan Kadis Sekongkol Rampas Hak Tenaga Medis

    Kabartujuhsatu
    Sabtu, 30 Januari 2021, Januari 30, 2021 WIB Last Updated 2021-01-30T09:46:44Z
    masukkan script iklan disini

    Kadis Kesehatan Kabiu Enrekang Sutrisno (kanan), Sumber Foto W@wan.

    Enrekang (Sulsel), Kabartujuhsatu.news, -Pemerintah kabupaten Enrekang dibawa kendali Bupati, Muslimin Bando baru-baru ini kembali melakukan mutasi pejabat eselon pemerintahan kabupaten Enrekang.

    Menanggapi mutasi yang dilakukan oleh Bupati Enrekang, maka pemerhati Pemerintahan Kabupaten Enrekang, Ridwan Wawan Poernama menyayangkan tindakan Bupati yang tidak mencopot jabatan Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Enrekang, Sutrisno (Inno).

    Sebab, Dinas kesehatan Kabupaten Enrekang dibawa kendali, Inno membuat banyak masalah di tubuh Dinas kesehatan. Seperti tidak terbayarkannya honorer tenaga medis selama 6 bulan, dan tidak terbayarnya gaji Tim Reaksi Cepat (TRC) bentukan Dinas Kesehatan Kabupaten Enrekang.

    "Seharusnya kepala Dinas kesehatan Kabupaten Enrekang diganti atau di copot jabatannya. Tidak terbayarkannya honor tenaga medis selama 6 bulan dan gaji perjalanan TRC adalah bukti sang Kadis Kesehatan mencoreng nama baik Pemerintahan Kabupaten Enrekang. Jika tidak dicopot, patut dicurigai tidak terbayarkannya hak tenaga medis adalah persengkongkolan Bupati dan Kepala Dinas kesehatan," ungkap, Ridwan Wawan Poernama, Sabtu (30/1/2021).

    Tidak hanya itu, banyaknya pembangunan infrastruktur jalan di kabupaten Enrekang meresahkan masyarakat hingga memakan korban. Di kepemimpinan Bupati Enrekang, Muslimin Bando justru mencuat terjadi beberapa tindakan korupsi yang prosesnya tengah berjalan di Kejati Sulsel, Polda Sulsel dan beberapa putra daerah kabupaten Enrekang telah melaporkan korupsi Bupati di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

    "Bupati Enrekang tidak fokus menjawab keresahan masyarakat. Yang ada banyak indikasi korupsi terjadi. Buktinya kasus Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp 39 Miliar ditangan Kejati Sulsel, kasus bantuan bibit pertanian Rp 15 Miliar merugikan petani sementara ditangani oleh Polda Sulsel," pungkasnya. (W@wan).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini