Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Pasca perhelatan Pilkada, dinamika politik di daerah kerap mengalami gejolak, baik dalam bentuk perbedaan pendapat, polarisasi antar pendukung, maupun gesekan kepentingan.
Namun, situasi yang tenang dan kondusif justru menjadi fondasi utama dalam membangun daerah.
Hal inilah yang kini mulai terlihat di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.
Andi Mallingkara, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Kabupaten Soppeng, memberikan pandangannya mengenai kondisi politik terkini.
Dalam sebuah perbincangan santai di salah satu warung kopi di pusat pertokoan Soppeng, ia menyampaikan rasa syukurnya atas situasi yang mulai membaik.
"Alhamdulillah, yang sangat disyukuri saat ini situasi perpolitikan di Kabupaten Soppeng sudah mulai membaik," ungkapnya.minggu (20/7/2025).
Pernyataan ini menyiratkan pentingnya ketenangan dalam politik lokal, yang bukan hanya untuk kepentingan partai atau pejabat semata, tetapi demi keberlangsungan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
Stabilitas politik membuka ruang bagi pemerintah daerah untuk lebih fokus bekerja tanpa distraksi yang tidak produktif.
Andi Malik juga menegaskan bahwa meskipun situasi membaik, peran masyarakat tetap penting sebagai pengawas jalannya pemerintahan.
Kritik yang bersifat konstruktif menjadi salah satu bentuk partisipasi publik yang tidak boleh diabaikan.
"Ruang untuk berbuat lebih banyak bagi masyarakat Soppeng dari pemerintah daerah terbuka lebar, meskipun sorotan konstruktif tetap dibutuhkan untuk mengontrol kinerja pemerintahan," jelasnya.
Di akhir pernyataannya, ia mengajak semua elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun daerah secara inklusif dan berkelanjutan.
"Kami berharap sinergi antara pemerintah dan masyarakat berjalan baik, sehingga pembangunan yang merata dan berkelanjutan dapat terwujud di Kabupaten Soppeng."
"Situasi seperti di Soppeng menunjukkan bahwa politik bukan hanya soal perebutan kekuasaan, tetapi juga soal tanggung jawab bersama dalam membangun daerah", terangnya.
Masyarakat perlu memahami bahwa setiap warga punya peran, baik sebagai pemilih, pengawas, maupun penggerak perubahan sosial.
"Dengan mengedepankan sikap terbuka, kolaboratif, dan kritis, kita bisa menjaga agar demokrasi tidak berhenti pada bilik suara saja, tetapi terus hidup dalam proses pembangunan yang partisipatif dan berkelanjutan, pungkasnya.
(Red)
