Bentrok Antar Suku, Sebanyak 84 Warga Tewas
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Daftar Blog Saya

    Bentrok Antar Suku, Sebanyak 84 Warga Tewas

    Kabartujuhsatu
    Minggu, 17 Januari 2021, Januari 17, 2021 WIB Last Updated 2021-01-18T02:21:45Z
    masukkan script iklan disini

     Situasi di wilayah Daftur saat terjadi bentrokan antar suku (Foto Dokumen).

    Sudan, Kabartujuhsatu.news, - Sebanyak 84 warga tewas dalam bentrokan suku yang terjad di wilayah Darfur, Sudan. Hal ini turut menjadi perhatian dunia.
    “Korban tewas dari peristiwa berdarah yang terjadi di kota al-Geneina meningkat menjadi 84 orang,” demikai pernyataan Komite Sentral Dokter Sudan (CCSD), seperti dilansir dari Aljazeera, Minggu (17/1/2021).

    Pernyataan itu menambahkan bahwa bentrokan itu menyebabkan 160 orang terluka, termasuk anggota angkatan bersenjata.
    Bentrokan hari Sabtu (16/1/2021) awalnya antara suku Massalit melawan pengembara Arab di al-Geneina, sekitar dua minggu setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Afrika mengakhiri misi penjaga perdamaian selama 13 tahun di Darfur.

    Kekerasan berubah menjadi pertempuran yang lebih luas yang melibatkan milisi bersenjata di daerah tersebut, yang menyebabkan beberapa bangunan, termasuk rumah, hangus.
    Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok mengatakan bahwa saat ini pihaknya telah memerintahkan delegasi, termasuk layanan keamanan, dikirim ke Darfur Barat untuk menindaklanjuti situasi tersebut.

    Sebagai informasi, wilayah Darfur yang luas adalah tempat konflik pahit yang meletus pada tahun 2003, menyebabkan sekitar 300.000 orang tewas dan 2,5 juta orang mengungsi, menurut PBB.
    Konflik utama telah mereda selama bertahun-tahun, tetapi bentrokan etnis dan suku masih berkobar secara berkala, sebagian besar mengadu domba penggembala Arab nomaden melawan petani menetap dari kelompok etnis non-Arab.

    Sudan sendiri saat ini sedang mengalami transisi politik yang kacau setelah penggulingan Presiden Omar al-Bashir pada April 2019 setelah protes massa menentang pemerintahannya.(*)

    Sumber : Genpi
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini