Suta Widhya: Peluang Korupsi Selalu Ada Selagi Buku Sistem Pembelenggu Moral Koruptor Tidak Diimplementasikan
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Suta Widhya: Peluang Korupsi Selalu Ada Selagi Buku Sistem Pembelenggu Moral Koruptor Tidak Diimplementasikan

    Kabartujuhsatu
    Jumat, 10 Desember 2021, Desember 10, 2021 WIB Last Updated 2021-12-10T14:20:54Z
    masukkan script iklan disini
    Suta Widhya, SH Pengamat Hukum dan Politik (Ist).

    Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Kecurigaan Pakar Energi Terbarukan Riza Mutyara, Jumat (10/12) yang menyentil pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir soal rencana IBC mengakuisisi StreetScooter terkait kekuatiran ada kebocoran mungkin bisa dimaklumi. 

    Seperti yang dipublish  sindonews.com Kamis (9/12) dimana Erick menyatakan tidak benar ada korupsi pada rencana akuisisi itu lantaran transaksi belum ada. 

    Harap  dimaklumi adanya kecurigaan anggota masyarakat, karena kekuasaan cenderung Korup (power attend corrupt). 

    Sejauh pemerintah ini tidak pernah menjalankan buku paduan menjadi presiden versi Barlian Suar yang menulis Sistem Pembelenggu Moral Koruptor (SPMK), maka negeri tetap akan melahirkan para Koruptor," Kata Pengamat Hukum Politik Suta Widhya, Jumat (10/12) malam di Jakarta. 

    Buku SPMK bila diterapkan, maka seluruh data perbankan akan bisa dimonitor oleh Sistem Pembelenggu yang berbasis  informasi teknologi ( IT). 

    Tidak ada yang luput dari jangkauan mata IT yang mengawasi hingga detail pemasukan dan pengeluaran uang dari setiap individu di tanah air dan di luar negeri sekali pun. 


    Suta paham kecurigaan anggota masyarakat terhadap tindak pidana  korupsi, lantaran ada rencana mau membeli StreetScooter, kenapa tidak bangun mobil listrik Esemka saja, Padahal tinggal pasang baterai, ganti ICE, yang penting jalan sebagaimana yang diungkap Riza,  sang pakar yang  mumpuni mengenyam pendidikan di Jerman selama 10 tahun sejak tahun 1969 hingga tahun 1979 itu.

    "Wajar saja ada kecurigaan Riza yang  mempertanyakan, teknologi StreetScooter apa yang disebut Erick Thohir akan dibeli. 

    Apakah itu sebuah  teknologinya super canggih dengan  _desain body_ yang njelimet? Software yang rumit atau  Baterai yang tidak bisa dibuat oleh putra bangsa sendiri? Sehingga wajar Riza menyundir mengapa jauh-jauh ke Jerman hanya beli mobil untuk antar surat dan barang!" Tungkas Suta tajam. 

    Riza sendiri menilai mobil karoseri lokal lebih bagus dari  StreetScooter, sehingga aneh bila IBC  keras untuk  belanja yang tak jelas, alangkah lebih baik berpikir bagaimana mengembangkan baterai yang murah.

    "Dunia luar sudah sangat jauh dengan produk dan penelitian Pengembangannya. 

    Mengapa kita masih berkutat di persoalan mendasar saja?" Heran Suta menutup penjelasannya. (Red).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini