Palu, Kabartujuhsatu.news, Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku menggelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan bagi petani sawit di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat. Kamis (8/7/2025).
Pelatihan yang berlangsung selama sepuluh hari mulai 7 hingga 16 Juli 2025 ini dilaksanakan di Hotel Aston Palu dan diikuti oleh 59 peserta dari berbagai kelembagaan pekebun setempat.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan tata kelola kelembagaan petani sawit agar mampu mengelola usaha secara profesional dan berkelanjutan.
Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, menegaskan pentingnya program pembangunan berkelanjutan untuk menjaga dan meningkatkan produksi sawit sekaligus mendorong akselerasi hilirisasi dan tata kelola yang baik.
“Indonesia butuh program pembangunan yang berkelanjutan, tidak hanya untuk menjaga dan meningkatkan produksi sawit dalam negeri, hal ini dibutuhkan juga untuk mendorong akselerasi baik pada aspek hilirisasi maupun tata kelola sawit secara berkelanjutan,” ujar Menteri Amran.
Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa penguatan kapasitas kelembagaan adalah kunci untuk menciptakan petani yang mandiri dan berdaya saing.
“Pembangunan pertanian berkelanjutan membutuhkan SDM yang unggul. Penguatan kapasitas kelembagaan adalah cara untuk mendorong petani lebih mandiri, berdaya, dan mampu mengelola usahanya secara profesional,” katanya.
Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani, yang membuka kegiatan ini, menyatakan bahwa pelatihan merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap penguatan sektor sawit dari aspek kelembagaan.
Ia menyoroti pentingnya manajemen dan kepemimpinan dalam kelembagaan tani agar petani memiliki posisi tawar yang lebih baik dalam menghadapi pasar dan bermitra dengan perusahaan.
“Dengan kelembagaan yang kuat dan kesepakatan kerja yang jelas melalui SOP maupun MoU, hak dan kewajiban petani bisa terpenuhi secara seimbang,” jelas Jamaluddin.
Ia juga mengapresiasi tingginya partisipasi perempuan dalam pelatihan yang berperan penting dalam pengelolaan keuangan kelembagaan.
Pelatihan ini menggabungkan teori dan praktik, dengan 30-40 persen materi di kelas dan 60-70 persen praktik lapangan, termasuk simulasi identifikasi kelembagaan dan praktik kerja di Kelompok Tani Jaya Mandiri Pasangkayu.
Materi disampaikan oleh narasumber dari Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi dan UMKM, serta Widyaiswara BBPP Batangkaluku.
Evaluasi peserta dilakukan secara menyeluruh untuk memastikan kompetensi yang dimiliki.
Dengan pelatihan ini, BBPP Batangkaluku berharap lahir petani sawit yang tidak hanya tangguh secara teknis, tetapi juga memiliki visi kelembagaan dan keberlanjutan usaha tani yang kuat.
Pemerintah berharap kegiatan ini menjadi contoh bagi daerah lain dan mendorong perubahan positif dalam tata kelola pertanian sawit di Indonesia.
Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) adalah lembaga yang dibentuk untuk mengelola dana perkebunan guna mendukung pengembangan sektor perkebunan di Indonesia, khususnya kelapa sawit, melalui program peningkatan kapasitas dan penguatan kelembagaan petani.
(Red)