Genjot Pemberdayaan Petani Upaya Kementan Atasi Krisis Pangan Global
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Genjot Pemberdayaan Petani Upaya Kementan Atasi Krisis Pangan Global

    Kabartujuhsatu
    Minggu, 17 Juli 2022, Juli 17, 2022 WIB Last Updated 2022-07-18T01:48:14Z
    masukkan script iklan disini

    Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Kementerian Pertanian berbagai upaya telah dan akan dijalankan untuk mengatasi ancaman krisis pangan global, dan sebagai salah satu strateginya yakni dengan menggenjot pangan lokal dan memaksimalkan pemberdayaan petani. Senin (18/7/2022).

    Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku optimistis dengan seluruh upaya yang dijalankan.

    “Sektor pertanian satu-satunya sektor yang mampu tumbuh menggeliat dan positif meski dalam kondisi pandemi Covid-19.

    "Tidak hanya itu namun kita juga mencatat kenaikan ekspor di angka 40 persen, dan kondisi ini akan terus kita pertahankan dan tingkatkan,” tegas Mentan SYL.

    Mentan mengingatkan jajarannya, dalam dua tahun ke depan situasi pangan dalam negeri harus kembali stabil.

    "Seluruh jajaran Kementan harus bekerja lebih serius dalam mengawal kegiatan produksi pangan di dalam negeri, terang mantan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.

    Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan dalam kondisi apapun pertanian tidak boleh bermasalah, pertanian tidak boleh berhenti.

    "Oleh karena itu, petani dan penyuluh selalu turun ke lapangan untuk memastikan produksi pertanian bisa tetap berjalan.

    "Penyedia sentral pangan telah melakukan restriksi, beberapa negara mengalami inflasi dan harga beberapa komoditas pangan yang melejit.

    "Tak hanya itu, namun tingkat inflasi luar biasa dengan kondisi saat ini menuntut kerja yang luar biasa," ujar Dedi.

    Namun Dedi optimistis seluruh insan pertanian bisa mengatasi permasalahan yang ada.

    "Salah satu cara yakni menggenjot pangan lokal termasuk di sisi hilirisasi, yakni olahan pangan lokal," ujarnya.

    Proyek READSI dinilai sebagai proyek yang berhasil oleh Bappenas karena telah berhasil memberdayakan petani kecil, meningkatkan pendapatan dan produksi serta memperkuat kelembagaan di desa melalui program pemberdayaan yang terintegrasi termasuk kemitraan dengan lembaga swasta.

    Selain itu IFAD menyampaikan READSI menjadi proyek dengan progres yang baik (performing well).

    “Oleh karena itu, Program READSI ke depan diharapkan dapat lebih meningkatkan skalanya melalui pemberdayaan masyarakat secara Nasional, serta menjadi solusi dalam mengatasi krisis pangan global dengan cara menggenjot pangan lokal,” pungkas Dedi. (**)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini