Pinrang (Sulsel), Kabartujuhsatu.news,-Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian yang Mendukung Program Food Estate, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku selenggarakan Pelatihan Teknis Tematik Pengelolaan Air pada Tanaman Padi.
Penyediaan air irigasi bagi tanaman padi menjadi salah satu kunci yang mendukung peningkatan produksi pangan. Air memiliki peranan sangat penting dalam berusahatani agar produktivitas padi cukup baik dan efektif dalam satuan luas lahan. Sebab itu perlu peningkatan SDM petani melalui pelatihan dalam pengelola air tersebut, agar dapat melakukan pengelolaan air secara kontinyu baik dari segi kuantitas maupun kualitas sehingga menjamin tanaman padi tidak mengalami kekurangan air yang berakibat akan menurunkan hasil produksi.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengatakan peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementan.
"Salah satu fokus kita adalah meningkatan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian," ujarnya.
Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, juga menyampaikan pentingnya peningkatan SDM. "Jika ingin pertanian maju, majukan dahulu kualitas SDM. Karena SDM yang berkualitas bisa menghadirkan inovasi dan terobosan-terobosan yang dibutuhkan pertanian,"katanya.
Ditemui saat mengawal pelaksanaan pelatihan Kepala Bidang Penyuluhan pertanian Dinas Tanaman Pangan & Hortikultura Kab. Pinrang mengatakan Peningkatan SDM petani perlu dan sangat dibutuhkan oleh petani, baik itu melalui penyuluhan dan pelatihan.
“Terkait dengan kegiatan Pelatihan Tematik Pengelolaan Air ini yang diselenggarakan ole BBPP Batangkaluku dan dilaksanakan di BPP kecamatan Matttiro Sompe dimana daerah ini merupakan ujung dari saluran irigasi, sehingga memerlukan pengaturan yang petani belum mengetahuinya.
Kabupaten Pinrang memiliki lahan sawah mencapai 5500 Ha. Pemerintah Kab. Pirang mengharapkan petani mengetahui manajemen dan tata kelola air, dan jangan mengarapkan air dari saluran irigasi saja.
Perlu juga diberikan pengetahuan tentang bagaimana memanfatkan air terkait dengan OPT, karena tanaman padi sebenernya bukan tanaman air, sepengetahuan petani tanaman padi adalah tanaman yg memerlukan air yang menggenagi tanaman padinya.
Di katan pula bahwa peserta Pelatihan merupakan orang yang beruntung karena dapat mengikuti pelatihan yang sangat dibutuhkan ini.
Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh pengurus dan anggota kelompok tani sebanyak 30 orang dari 8 (delapan) desa dan kelurahan sekecamatan Mattiro Sompe, tanggal 24 s/d 26 Juni 2021. Menghadirkan narasumber/ fasilitator yang ahli dibidangnya, selain dilakukan pemberian materi dikelas juga melakukan praktek langsung sehingga memberikan solusi dari kendala yang dialami oleh petani.
“Pelatihan ini sangat penting bagi kami sebagai petani dimana daerah kecamatan Mattirosompe pada umumnya memiliki aliran irigasi yang ujung pengairan sehingga kebutuhan air sangat dibutuhkan pada saat pengolahan tanah.
Disampaikan pula bahwa dengan penambahan perluasan sawah sekitan 300 Ha di kecamatan ini maka air irigasi semakin sedikit. Perlu juga petani ketahui tentang penanganan air jika berlebihan akibat musim hujan.” Ungkap Faizal Nur, peserta dari Kelompok Tani Labampu 2, Desa Mattiro Tasi. (Al-Aziz/Yuli N).
