Tapanuli Tengah, Kabartujuhsatu.news, Pemerintah pusat menegaskan komitmennya untuk memulihkan seluruh lahan pertanian yang rusak akibat banjir besar yang melanda Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.
Sekitar 40 ribu hektare sawah yang terdampak akan direhabilitasi secara menyeluruh tanpa membebani petani sedikit pun.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang meninjau langsung kondisi kerusakan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, memastikan bahwa proses pemulihan akan dilaksanakan dengan pendekatan total, mulai dari rekonstruksi lahan, pengadaan benih bantuan, pengiriman alat mesin pertanian (alsintan), hingga penanaman ulang sebelum diserahterimakan kembali kepada pemilik lahan.
“Kami bangun kembali sampai menjadi sawah seperti semula. Peralatan, bantuan, benih semua kami siapkan dan tidak ada biaya sepeser pun dari petani. Lahan akan kami tanami hingga siap serah terima,” ujar Mentan Amran saat kunjungan lapang, Rabu (3/12/2025).
Amran menjelaskan bahwa penanganan di setiap lokasi tidak disamaratakan. Untuk sawah yang rusak parah dan rata tersapu banjir, pemerintah akan melakukan pencetakan ulang.
Sementara untuk lahan yang masih bisa dipulihkan tanpa rekonstruksi berat, pemerintah akan menyediakan benih gratis dan alsintan seperti traktor dan pompa air.
Ia menekankan pentingnya penyelesaian administrasi batas bidang oleh pemerintah daerah agar proses rekonstruksi segera dimulai.
“Kami beri waktu satu sampai dua minggu. Segera selesaikan patok batasnya, identifikasi pemilik lahan karena saat ini semua areanya rata. Setelah itu, pusat langsung mengambil alih perbaikan,” jelasnya.
Untuk memastikan pemulihan berjalan cepat, Kementerian Pertanian akan menggandeng kontraktor lokal dengan pembiayaan sepenuhnya dari APBN.
Dengan dukungan alat berat dan pengawasan ketat, Amran menargetkan seluruh pekerjaan pemulihan dapat diselesaikan dalam 1–2 bulan, menyesuaikan kondisi lapangan dan kesiapan administratif.
Selain memastikan pemulihan sawah berjalan tanpa hambatan, Mentan Amran juga mengonfirmasi bahwa stok beras di daerah terdampak berada pada level yang sangat aman.
Pemerintah telah menambah cadangan hingga tiga kali lipat dari kebutuhan normal agar masyarakat tidak khawatir akan pasokan pangan selama masa pemulihan.
“Cadangan beras kami tambah tiga kali lipat. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan pangan,” tegasnya.
Dengan kombinasi upaya rehabilitasi fisik lahan dan penguatan stok pangan, pemerintah berupaya memastikan bahwa aktivitas pertanian di wilayah yang terdampak bencana dapat kembali normal dalam waktu dekat.
Kementerian Pertanian pun menegaskan bahwa seluruh proses pemulihan dilakukan agar hasil pertanian dapat kembali stabil serta mencegah terulangnya kerusakan serupa di masa depan.
(Red)



