Atlet Kick Boxing Indonesia Diduga Diintimidasi WAKO OF ASIAN CONFEDERATION, Sita ID Card Pelatih dan Deportasi
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Layanan Publikasi Media Online : Iklan, Berita, Banner

    Layanan Publikasi Media Online : Iklan, Berita, Banner
    Klik Gambar Inaproc Kabartujuhsatu di Kolom Pencarian

    Daftar Blog Saya

    Atlet Kick Boxing Indonesia Diduga Diintimidasi WAKO OF ASIAN CONFEDERATION, Sita ID Card Pelatih dan Deportasi

    Kabartujuhsatu
    Sabtu, 13 Desember 2025, Desember 13, 2025 WIB Last Updated 2025-12-13T16:09:45Z
    masukkan script iklan disini


    Jakarta, Kabartujuhsatu.news, Kontingen Kick Boxing Indonesia yang tengah berlaga dalam ajang pesta olahraga Asia Tenggara kembali menghadapi situasi yang memprihatinkan.


    Sejumlah atlet dan ofisial tim Indonesia diduga mengalami intimidasi serius yang dilakukan oleh WAKO OF ASIAN CONFEDERATION selama berlangsungnya rangkaian pertandingan Sea Games ke-33 di Bangkok, Thailand.


    Dugaan intimidasi tersebut bahkan berujung pada permintaan pihak tertentu kepada kepolisian Thailand untuk menyita ID Card pelatih Kick Boxing Indonesia serta mendorong agar pelatih tersebut dideportasi dan dipulangkan ke Tanah Air.


    Langkah ini dinilai berlebihan dan mencederai semangat sportivitas dalam ajang olahraga internasional.


    Situasi semakin memanas setelah muncul dugaan bahwa Mr. Nasiri, yang diketahui menjabat sebagai Presiden Kick Boxing Asia, turut turun tangan secara langsung dalam konflik ini.


    Ia diduga melakukan intervensi terhadap tim Indonesia dan bahkan melibatkan aparat kepolisian Thailand untuk menekan pihak kontingen Merah Putih.


    Akibat tindakan tersebut, Tim Kick Boxing Indonesia merasa sangat dirugikan, baik secara mental maupun teknis.


    Bahkan, beredar informasi bahwa ada upaya untuk mencoret Tim Indonesia dari ajang pesta olahraga Sea Games, sebuah tindakan yang dianggap mencoreng prinsip keadilan dan persaudaraan antar negara di kawasan Asia Tenggara.


    Menurut penelusuran internal tim, akar permasalahan ini diduga kuat berawal dari protes resmi yang pernah dilayangkan Indonesia pada Sea Games di Kamboja.


    Saat itu, atlet Kick Boxing Indonesia merasa dirugikan oleh keputusan wasit yang dianggap tidak adil dan tidak objektif.


    Protes tersebut disebut-sebut meninggalkan dampak berkepanjangan hingga Sea Games ke-33 yang saat ini digelar di Bangkok.


    Tim Indonesia menduga adanya unsur balas dendam secara sistematis, yang kini diwujudkan dalam bentuk tekanan administratif dan intimidasi terhadap ofisial serta atlet.



    Di tengah situasi sulit tersebut, Dr Rosi Nurasjatai yang mengalami langsung di lokasi pertandingan, memberikan dukungan penuh kepada Tim Kick Boxing Indonesia.


    Ia mengaku mengalami sendiri rangkaian kejadian yang menimpa kontingen Indonesia.


    Ia menyayangkan keras tindakan yang terjadi dan menilai hal tersebut sangat mencederai nilai-nilai fair play dalam olahraga.


    Ia juga menduga adanya ketidaknetralan pihak tuan rumah, bahkan menyebut kemungkinan adanya praktik suap terhadap asosiasi tertentu, mengingat kekuatan Tim Indonesia yang dinilai sangat kompetitif dan berpotensi mendominasi perolehan medali.


    “Ini sangat disayangkan. Olahraga seharusnya menjadi ajang persahabatan dan prestasi, bukan arena tekanan politik dan intimidasi. Tim Indonesia kuat, dan seharusnya dilawan secara sportif, bukan dengan cara-cara kotor,” ujar .Dr Rosi Nurasjatai kepada wartawan, Sabtu malam (13/12/2025).


    Tim Kick Boxing Indonesia berharap pihak penyelenggara Sea Games, federasi olahraga internasional, serta pemerintah Indonesia dapat segera turun tangan untuk melindungi atlet dan ofisial dari tindakan tidak adil.


    Mereka menegaskan bahwa atlet datang membawa nama bangsa dan berhak mendapatkan perlakuan yang adil, aman, serta profesional.


    Kasus ini diharapkan menjadi perhatian serius agar tidak terulang di masa depan, sekaligus menjadi evaluasi besar bagi tata kelola olahraga internasional, khususnya di kawasan Asia Tenggara.


    (Red)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini