SDN 3 Lemba Lestarikan Legenda Bugis Lewat Dokumenter Digital “Cakkelle’ dan Panning”
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Layanan Publikasi Media Online : Iklan, Berita, Banner

    Layanan Publikasi Media Online : Iklan, Berita, Banner
    Klik Gambar Inaproc Kabartujuhsatu di Kolom Pencarian

    Daftar Blog Saya

    SDN 3 Lemba Lestarikan Legenda Bugis Lewat Dokumenter Digital “Cakkelle’ dan Panning”

    Kabartujuhsatu
    Jumat, 10 Oktober 2025, Oktober 10, 2025 WIB Last Updated 2025-10-10T11:51:43Z
    masukkan script iklan disini


    Soppeng, Kabartujuhsatu.news,
    Di tengah derasnya arus digitalisasi dan modernisasi yang membuat banyak kisah tradisional kian terlupakan, SDN 3 Lemba Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, mengambil langkah kreatif untuk melestarikan legenda daerah melalui karya dokumenter bertajuk “Cakkelle’ dan Panning".


    Kegiatan yang diprakarsai oleh Andi Rahmayuddin, salah satu pendidik di sekolah tersebut, bertujuan untuk memperkenalkan kembali dua legenda Bugis yang sarat makna kepada generasi muda.


    Melalui pendekatan teknologi digital, kisah Sayap Putih (Cakkelle’) dan Sayap Hitam (Panning) dihadirkan dalam format visual yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak di era modern.


    “Kami ingin menunjukkan bahwa teknologi bukan hanya untuk hiburan, tetapi juga bisa menjadi alat pelestarian budaya. Legenda seperti Cakkelle’ dan Panning menyimpan nilai moral dan kearifan lokal yang sangat penting untuk generasi mendatang,” ujar Andi Rahmayuddin dalam keterangannya, Jumat (10/10/2025).



    Proyek dokumenter ini melibatkan para siswa dan guru dalam setiap prosesnya, mulai dari riset cerita rakyat, penulisan naskah, pengambilan gambar, hingga penyuntingan video.


    Melalui kolaborasi tersebut, para siswa tidak hanya belajar tentang teknologi digital, tetapi juga memahami nilai-nilai luhur yang terkandung dalam cerita rakyat Bugis.


    Legenda Cakkelle’ dan Panning sendiri dikenal luas di kalangan masyarakat Soppeng sebagai kisah dua sosok bersayap, satu putih melambangkan kebaikan dan kesucian hati, sementara yang hitam menggambarkan sisi gelap manusia.



    Pesan moral dari cerita ini mengajarkan keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan dalam kehidupan, serta pentingnya menjaga harmoni antara manusia dan alam.


    Andi Rahmayuddin menambahkan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari upaya sekolah untuk mengintegrasikan pendidikan karakter dan budaya lokal dalam proses pembelajaran.


    Dengan media dokumenter digital, para siswa diajak untuk berpikir kreatif sekaligus mencintai identitas daerahnya.


    “Kami ingin anak-anak tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki rasa bangga terhadap warisan leluhur. Melalui kisah-kisah seperti Cakkelle’ dan Panning, mereka belajar tentang moral, tanggung jawab, serta makna kehidupan,” tambahnya.


    Kegiatan ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan Kabupaten Soppeng, yang menilai bahwa langkah SDN 3 Lemba dapat menjadi contoh bagi sekolah-sekolah lain dalam mengembangkan pembelajaran berbasis budaya lokal.


    Dokumenter “Cakkelle’ dan Panning” rencananya akan dipublikasikan melalui kanal YouTube sekolah dan ditayangkan dalam kegiatan literasi budaya tingkat kecamatan.


    Harapannya, karya tersebut tidak hanya menjadi sarana edukatif, tetapi juga media promosi budaya Bugis ke khalayak yang lebih luas.


    “Mari bersama kita jaga legenda, karena di dalamnya tersimpan jati diri dan kebijaksanaan nenek moyang kita,” tutup Andi Rahmayuddin.


    (Red) 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini