Sidoarjo, Kabartujuhsatu.news, Di balik hiruk pikuk kehidupan kota Sidoarjo, tersembunyi sebuah kisah pilu yang menyentuh nurani banyak orang. Yusuf, seorang ayah yang telah kehilangan segalanya, kini menjalani hari-harinya di bawah kolong jembatan bersama putri kecilnya, Zafa, yang baru berusia 11 bulan.
Dengan tempat tinggal seadanya, ruang sempit tanpa kasur dan tanpa penerangan, Yusuf dan Zafa bertahan hidup. Suara gemuruh kereta api yang melintas di atas mereka justru menjadi teman di tengah sunyi dan kesendirian.
Tidak ada keluarga yang menemani. Yusuf adalah yatim piatu sejak kecil, dan istrinya yang menjadi harapan hidup terakhirnya telah tiada.
"Kadang saya dua hari gak makan. Yang penting bisa beli susu buat anak saya," kata Yusuf dengan mata yang berkaca-kaca.
Kisah ini pertama kali tersiar luas setelah seorang konten kreator, Najib (@najib_spbu), mengunggah video dokumentasinya.
Najib mengaku awalnya tidak percaya ada seseorang yang benar-benar tinggal di ruang sempit itu, namun rasa tidak percayanya berubah menjadi tangis haru saat ia melihat langsung kondisi mereka.
Yang paling membuatnya tersentuh adalah ketika bayi kecil itu, Zafa, langsung meminta digendong saat pertama kali bertemu.
Video tersebut sontak viral dan mengundang gelombang empati dari netizen. Ribuan komentar memenuhi unggahan Najib, banyak di antaranya mengekspresikan rasa iba dan mengajak orang lain untuk turut membantu.
Ada yang membagikan kisah serupa, ada yang mengaku menangis tak kuasa menahan haru, dan ada pula yang memberikan informasi lokasi tinggal Yusuf dan Zafa, yang disebut sudah cukup lama menetap di bawah kolong jembatan dekat flyover Aloha.
Kisah Yusuf bukan hanya tentang kemiskinan, melainkan tentang keteguhan hati seorang ayah.
Di tengah keterbatasan, ia memilih berjuang demi anaknya. Ia tak meminta banyak, hanya ingin anaknya tumbuh sehat dan tidak kelaparan seperti yang pernah ia alami semasa kecil.
Semoga kisah ini menjadi cermin kemanusiaan dan menyentuh lebih banyak hati yang tergerak untuk peduli. Sabtu (31/5/2025).
(Redho)