Muhajir Wujudkan Santri Tani Sehat Ekonomi Ditengah Persaingan Global
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Muhajir Wujudkan Santri Tani Sehat Ekonomi Ditengah Persaingan Global

    Kabartujuhsatu
    Kamis, 13 Mei 2021, Mei 13, 2021 WIB Last Updated 2021-05-14T02:44:59Z
    masukkan script iklan disini
    Muhajir (Ist).

    Jakarta, Kabartujuhsatu.news,--Bila dibandingkan dengan negara-negara seperti Singapura, Malaysia, dan Jepang, rasio kewirausahaan di Indonesia masih jauh tertinggal. Padahal, kemajuan sebuah negara itu diukur dari berapa jumlah wirausaha yang ada di suatu negara.

    “Kita bisa tingkatkan rasio kewirausahaan kita, salah satunya melalui pengembangan koperasi di pondok-pondok pesantren,” kata Muhajir kepada para awak media di Jakarta, Jum'at (14/5)

    Apalagi, lanjut Muhajir, sudah ada Pondok Pesantren Sidogiri (Jatim) yang bisa dijadikan sebagai role model, dengan nilai sudah mencapai triliunan rupiah. Bahkan, saat ini, Koperasi Ponpes Sidogiri sudah memiliki 126 unit usaha dengan jumlah santri sebanyak 13 ribu santri.

    Ada juga Koperasi Ponpes Al Ittifaq di daerah Ciwidey (Bandung) yang produk pertaniannya sudah bisa memasok ke supermarket moderen. Bahkan, sudah menerapkan pemasaran secara online.

    “Banyak potensi yang ada di pondok pesantren yang bisa kita optimalkan. Banyak juga pesantren yang lokasinya berada di tengah perkebunan buah-buahan dan sayur-sayuran,” kata Pembina Santri Tani HKTI ini.

    Bila potensi potensi pondok pesantren dengan para santri bisa dipadukan, Muhajir meyakini bisa menjadi satu kekuatan ekonomi yang besar. “Pekalongan yang terkenal dengan batik dan ikan, bisa memanfaatkan potensi pondok pesantren dan santri yang ada disana,” imbuh Muhajir.

    Dalam kesempatan itu juga Muhajir menekankan pentingnya mengembangkan produk UMKM untuk memenuhi pasar dalam negeri. Artinya, uang akan berputar di dalam negeri saja, tanpa harus keluar.

    “Kita harus mencintai dan memakai produk dalam negeri, dan jangan bergantung pada produk dari luar negeri. Kita kaya produk pertanian, tapi di pasar lebih banyak produk impor”, ucap Muhajir.

    Bagi Muhajir, penerapan Protokol Kesehatan atas pandemi Covid-19 bukan menjadi halangan untuk terus menggerakkan roda perekonomian masyarakat. “Justru, pandemi Covid-19 harus dijadikan cambuk untuk kita menjadi bangsa yang maju”, jelasnya.

    Ia juga mengungkapkan, potensi pondok pensantren dan para santri bila digerakkan secara masif bisa menjadi pemantik pertumbuhan ekonomi satu wilayah. Jumlah pondok pesantren di Jateng ada sekitar 3.900 dengan santri sebanyak lebih dari 500 ribu orang.

    “Hanya saja memang mereka harus dibekali dengan kemampuan sesuai zaman 4.0 atau dikenalkan dengan model pemasaran online. Namun, tetap berbasis ekonomi kerakyatan,” ucap Muhajir.

    Menurut Muhajir, setiap santri yang datang untuk mondok dipastikan membawa dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar pondok pesantren. “Mereka kan pasti belanja makan di warung-warung dan sebagainya, "ungkapnya.

    Karena setiap pondok pesantren memiliki koperasi, Muhajir mengusulkan untuk membentuk semacam holding bagi seluruh koperasi pondok pesantren yang ada di Jateng. “Produk-produk mereka yang sulit masuk pasar, bisa saling menawarkan produk itu ke sesama pondok pesantren,” jelasnya

    Muhajir meyakini hal itu bakal menjadi satu kekuatan ekosistem atau jaringan ekonomi yang kuat. “Kita harus bisa mewujudkan itu,” pungkas dia.

    Laporan: JL
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini