Padang, Kabartujuhsatu.news, Pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) bergerak cepat menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi masyarakat terdampak banjir bandang dan longsor di Sumatera Barat. Bantuan dalam jumlah besar tersebut mulai didistribusikan setelah KRI Banda Aceh tiba di Pelabuhan Teluk Bayur, Senin (8/12/2025).
Kedatangan kapal milik TNI AL ini menjadi momentum awal penyaluran bantuan terpadu yang dikonsolidasikan langsung oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersama BUMN pangan serta berbagai mitra strategis.
Total nilai bantuan mencapai Rp75 miliar, terdiri dari 19 kategori kebutuhan pokok mulai dari beras, minyak goreng, gula, air mineral, susu, mie instan, pakaian, hingga perlengkapan bayi dan kebutuhan higienis.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, yang hadir langsung di lokasi, menyampaikan bahwa tahap awal pengiriman bantuan berlangsung lancar dan terkoordinasi.
“Hari ini KRI Banda Aceh menurunkan sekitar 21 truk atau kurang lebih 250 ton bantuan. Total ada 64 item, mulai dari sembako, perlengkapan wanita, kebutuhan bayi, susu hingga perlengkapan higienis lainnya,” jelasnya.
“Kami memastikan seluruh bantuan ini segera sampai ke masyarakat Sumatera Barat yang membutuhkan.”
Proses distribusi dilakukan bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, pemerintah kabupaten/kota terdampak, TNI AL, Pelindo, dan Forkopimda.
Kementan menegaskan bahwa alur penyaluran akan dipantau hingga ke tingkat paling bawah untuk memastikan ketepatan sasaran.
Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Asharullah, mengapresiasi respon cepat pemerintah pusat yang dinilai sangat membantu dalam kondisi darurat seperti saat ini.
“Terima kasih kepada Ibu Kepala Badan yang hadir langsung mewakili Menteri Pertanian. Bantuan ini akan segera kami distribusikan ke kabupaten dan kota terdampak,” ujarnya.
Mahyeldi juga membeberkan skala kerusakan sektor pertanian akibat bencana ini. Menurutnya, lebih dari 25 ribu hektare lahan pertanian, baik sawah, ladang, kebun, maupun kolam ikan—mengalami kerusakan berat hingga rusak total.
“Dengan mendekatnya bulan Puasa dan Lebaran, kebutuhan akan dukungan alat dan sarana untuk rehabilitasi sangat mendesak. Target kita, akhir Desember lahan-lahan itu sudah bisa kembali ditanami".
Menindaklanjuti permintaan tersebut, Kementan segera menugaskan tim teknis untuk melakukan pendataan kerusakan secara menyeluruh. Lahan terdampak akan diklasifikasikan dalam kategori rusak ringan, sedang, atau berat.
Data ini akan digunakan sebagai dasar percepatan penyaluran bantuan berupa alat dan mesin pertanian (alsintan), sarana produksi (saprodi), hingga dukungan teknis lapangan.
Kementerian Pertanian menegaskan bahwa bantuan yang dikirim tidak hanya untuk kebutuhan darurat, tetapi juga mencakup rencana pemulihan sektor pertanian Sumatera Barat secara berkelanjutan.
Upaya ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi masyarakat yang sebagian besar bergantung pada hasil pertanian.
(Red)



