Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di Kabupaten Soppeng berlangsung istimewa dan penuh haru.
Puncak perayaan yang digelar pada Senin, 1 Desember 2025 di halaman Kantor Bupati Soppeng itu dimeriahkan dengan penganugerahan dua apresiasi bergengsi kepada salah satu sosok guru inspiratif daerah ini, Muhammad Ismail Jumarang, S.Ag., guru SDN 53 Lajarella yang dikenal sebagai pionir inovasi pembelajaran digital.
Dalam upacara resmi yang dihadiri jajaran pemerintah daerah, para pemangku kepentingan pendidikan, dan ratusan guru dari seluruh sekolah di Soppeng, Ismail Jumarang menerima Anugerah Guru Prima (AGP) 2025 Juara 2 tingkat Nasional serta Innovate Latemmamala Award (ILA) tingkat Kabupaten.
Dua penghargaan besar tersebut secara langsung diserahkan oleh Bupati Soppeng H Suwardi Hassng, SE sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi nyata Ismail dalam memajukan dunia pendidikan, khususnya di wilayah pedesaan.
Anugerah Guru Prima (AGP) merupakan salah satu penghargaan tertinggi bagi pendidik yang mampu menghadirkan terobosan kreatif dalam proses pembelajaran.
Dalam kompetisi skala nasional tersebut, peserta dari seluruh provinsi berlomba-lomba memperlihatkan ide terbaiknya untuk menjawab tantangan pendidikan modern.
Ismail Jumarang berhasil menjadi Juara 2 Nasional kategori Guru Sekolah Dasar, setelah sebelumnya menempati posisi Juara 1 tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
Kontribusi utamanya adalah pengembangan Smart Class Device (SCD), sebuah perangkat pembelajaran inovatif yang memungkinkan proses belajar mengajar berlangsung secara interaktif, efektif, dan dapat diakses dari jarak jauh.
SCD bekerja sebagai jembatan teknologi yang mengubah ruang kelas biasa menjadi ruang kelas digital.
Melalui perangkat ini, guru dapat menampilkan materi secara visual, menjalankan evaluasi berbasis aplikasi, hingga berkomunikasi dengan siswa yang belajar dari rumah.
Dalam keterangannya, Ismail menyampaikan rasa syukur dan harunya.
“Dua penghargaan sekaligus ini saya dedikasikan untuk peningkatan mutu pendidikan di Bumi La Temmamala.
"Ini bukan hanya pencapaian pribadi, tapi bukti bahwa sekolah pedesaan pun mampu melahirkan inovasi yang berdampak nasional".
Selain prestasi di tingkat nasional, Ismail juga dianugerahi Innovate Latemmamala Award (ILA)—penghargaan tingkat kabupaten yang diberikan kepada sosok pendidik, inovator, atau tokoh masyarakat yang menghadirkan perubahan positif melalui kreativitas dan teknologi.
Melalui ILA, Pemerintah Kabupaten Soppeng menunjukkan dukungan kuat terhadap gerakan digitalisasi pendidikan.
Inovasi SCD yang dikembangkan Ismail menjadi bukti bahwa transformasi pendidikan tidak selalu harus datang dari kota besar atau lembaga besar.
Bahkan sekolah di pelosok pun dapat menjadi pusat lahirnya gagasan revolusioner.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Soppeng dalam sambutannya menyampaikan bahwa inovasi semacam ini sejalan dengan arah pembangunan pendidikan daerah.
“Kami ingin memastikan bahwa semua anak, tanpa memandang lokasi geografis, mendapat kesempatan belajar yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan zaman”.
Prestasi ganda yang diraih pada momen peringatan Hari Guru Nasional ini menyulut antusiasme dan inspirasi bagi para pendidik di Kabupaten Soppeng.
Banyak guru yang hadir dalam upacara mengaku termotivasi untuk terus mengembangkan kreativitas, meningkatkan kompetensi, serta menjadi agen perubahan di sekolah masing-masing.
Anugerah yang diterima Ismail Jumarang disebut sejalan dengan nilai yang diusung AGP, yakni Guru yang Produktif, Inovatif, Inspiratif, dan Berkarakter.
Pencapaiannya menjadi bukti nyata bahwa inovasi pendidikan tidak memiliki batas, bahkan dapat berakar dari komitmen seorang guru yang bekerja dengan sepenuh hati.
Keberhasilan ini turut mengangkat nama Kabupaten Soppeng ke tingkat nasional sebagai daerah yang progresif dalam dunia pendidikan.
Dengan penghargaan tersebut, Soppeng menunjukkan bahwa daerah dengan keterbatasan sarana sekalipun mampu menghadirkan inovasi besar yang berdampak luas.
Prestasi Muhammad Ismail Jumarang tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi maupun sekolahnya, tetapi menjadi catatan penting bahwa pendidikan masa depan Indonesia juga dibangun dari dedikasi guru-guru Desa yang tidak berhenti berinovasi.
(Red)



