Jakarta, Kabartujuhsatu.news, Di balik senyumnya yang tenang, Andi Mesyara Jerni Maswara, atau yang akrab disapa Andi Jerni, menyimpan bara tekad yang tidak pernah padam.
Atlet kickboxing berusia 26 tahun yang berkarier di Jawa Barat ini kini berdiri di ambang mimpi besar mewakili Indonesia di ajang SEA Games ke-33 di Thailand pada 2025.
Momen pelepasan kontingen Indonesia di Istana Merdeka, yang dipimpin langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto, menjadi salah satu hari paling emosional dalam hidup Jerni.
Dengan mata berkaca-kaca, ia mengaku bahwa bertemu Presiden dan berdiri bersama para atlet terbaik bangsa merupakan kehormatan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
“Syukur Alhamdulillah, saya sangat bangga dan sangat senang. Ini kesempatan luar biasa, bisa bertemu Bapak Presiden, bisa berdiri di sini sebagai wakil Indonesia. Saya sangat bersyukur,” ujarnya, Jumat (5/12).
Mewakili 300 Juta Rakyat Indonesia
Bagi Jerni, kehormatan itu bukan sekadar seremoni. Ia benar-benar merasakan beban sekaligus kehormatan besar ketika menyadari bahwa dirinya dan rekan atlet lainnya berdiri di antara ratusan juta rakyat Indonesia yang mereka wakili.
“Dari sekitar 300 juta rakyat Indonesia, kami yang ada di sini mewakili semuanya. Itu benar-benar membuat merinding dan jadi motivasi besar,” tuturnya.
Perjalanan menuju titik tertinggi kariernya ini tentu tidak diraih dalam semalam. Andi Jerni menapaki jalur panjang dari gelanggang daerah, naik ke tingkat provinsi, menembus PON, hingga akhirnya dipanggil ke Pelatnas.
Ia memulai kariernya dari cabang karate, sebelum akhirnya menekuni kickboxing secara profesional.
Perjalanan Panjang yang Penuh Pengorbanan
Di setiap turnamen, Andi Jerni menghadapi tantangan yang bukan hanya soal fisik. Tekanan mental, ketakutan gagal, dan bayangan cedera kerap menghantui. Namun Andi tidak berjalan sendirian. Di balik ketangguhannya, ada dukungan terbesar yang selalu menyertai keluarga.
“Orang tua, Mama dan Bapak, selalu mendoakan yang terbaik. Itu yang membuat saya kuat dan ingin memberikan yang maksimal di SEA Games nanti,” katanya tentang kedua orang tuanya.
Perempuan berdarah Bugis Soppeng ini mengakui bahwa pengorbanan adalah bagian dari identitas seorang atlet. Dari jam latihan tak berkesudahan, cedera kecil yang datang silih berganti, hingga hilangnya banyak waktu bersenang-senang yang biasanya dinikmati anak seusianya, semua telah ia bayar dengan ikhlas.
“Kalau pengorbanan keringat, air mata, darah, semua sudah diberikan. Semua untuk merah putih,” ucapnya tegas.
Belajar Mengelola Tekanan
Andi Jerni tidak menutupi bahwa di awal kariernya, beban ekspektasi sempat membuatnya goyah. Namun seiring meningkatnya pengalaman bertanding dan kedewasaan mental, ia mulai menemukan cara untuk mengelola tekanan.
“Dulu mungkin sempat merasa terbebani, tapi dengan jam terbang, Alhamdulillah sekarang bisa lebih tenang. Jadi dibawa enjoy saja,” ujarnya sambil tersenyum.
Mimpi Emas di Thailand
Meski telah menempuh perjalanan panjang, Andi Jerni tahu perjalanannya belum selesai. Ia masih menyimpan mimpi yang lebih besar.
“Mimpi saya jelas: meraih emas untuk Indonesia di SEA Games. Dan Insya Allah kalau rezeki, saya berharap bisa sampai ke Asian Games bahkan kejuaraan dunia,” katanya penuh keyakinan.
Pertemuan dengan Presiden Prabowo menjadi amunisi tambahan bagi semangatnya. Dukungan pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia, menurutnya, menjadi energi positif yang sangat berarti bagi para atlet.
“Terima kasih banyak untuk Bapak Presiden atas dukungannya. Itu sangat memotivasi kami untuk bertanding di Thailand nanti. Dan saya juga minta doa dari seluruh rakyat Indonesia untuk tim Indonesia,” pungkas putri pasangan Dr Andi Zainal, SH, MH dan Dr Hj Andi Nurlinda, S.KM, M. Kes ini.
Dengan persiapan intensif dan tekad yang semakin kokoh, Andi Jerni kini melangkah ke panggung internasional dengan gagah. Demi orang tua, demi bangsa, dan demi merah putih yang selalu ia banggakan.
(Red)



