Sidrap, Kabartujuhsatu.news, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) terus memperkuat ketahanan pangan nasional lewat percepatan pembentukan Brigade Pangan di wilayah optimalisasi lahan (oplah) non-rawa.
Langkah ini ditandai dengan digelarnya Rapat Pemutakhiran Data Brigade Pangan untuk memastikan validasi dan pelaporan berjalan akurat serta terintegrasi.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya penguatan kelembagaan petani sebagai tulang punggung swasembada pangan nasional.
“Ketahanan pangan bukan semata soal produksi, tetapi juga kesiapan SDM dan kelembagaan di akar rumput. Brigade Pangan hadir sebagai motor penggerak program pemerintah dan jembatan dengan kebutuhan petani,” ujar Menteri Amran.
Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menambahkan bahwa Brigade Pangan adalah sistem kolaboratif yang mendorong kemandirian petani.
“Mereka bukan hanya pelaksana program, tapi mitra strategis untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Dengan data akurat dan pendampingan tepat, Brigade Pangan akan menjadi kekuatan besar di lapangan,” jelasnya.
Rapat Koordinasi di Sidrap, Libatkan Banyak Pihak
Komitmen percepatan ini turut didukung oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, yang menjadi fasilitator utama kegiatan koordinasi dan pelatihan SDM.
Rabu malam (18/6), Bupati Sidrap H. Syaharuddin Alrif memimpin langsung Rapat Koordinasi Percepatan Pembentukan Brigade Pangan di Baruga Rumah Jabatan Bupati.
Turut hadir sejumlah tokoh penting, seperti Kepala BBPP Batangkaluku, Jamaluddin Al Afgani, Kepala Balai Perakitan dan Pengujian Tanaman Serealia, Amin Nur, Ketua DPRD Sidrap, Takyuddin Masse, Penjabat Sekda, para camat, kepala Desa, serta petani
Target: 111 Brigade dan 1.350 Petani Muda
Sidrap sendiri menargetkan pembentukan total 111 brigade pangan, dengan 90 brigade baru menyusul 21 yang telah terbentuk dalam program oplah rawa sebelumnya. Tak hanya itu, Bupati Syaharuddin mengusulkan penguatan generasi muda petani.
“Saya ingin melibatkan 1.350 anak muda Sidrap yang benar-benar bekerja di pertanian. Mereka harus jadi petani modern dengan penghasilan menjanjikan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala BBPP Batangkaluku menyampaikan bahwa brigade pangan non-rawa memiliki cakupan luas, termasuk mengelola rantai produksi dari hulu hingga hilir, seperti penggilingan padi, yang membedakannya dari versi sebelumnya.
Program ini menjadi tonggak penting dalam konsolidasi pusat dan daerah dalam penguatan sektor pertanian nasional.
Validasi data dan kolaborasi lintas sektor diharapkan menjadikan Brigade Pangan sebagai garda depan mewujudkan ketahanan pangan yang tangguh dan berkelanjutan.
(Red)