Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Sinar matahari pagi menembus jendela ruang kelas VI SD Negeri 2 Masewali, Soppeng. Senin (26/5/2025).
Di tengah suasana yang biasanya riuh setelah ujian, terdengar lantunan ayat suci Al-Qur’an bergema lembut.
Suara-suara kecil namun penuh semangat itu datang dari para siswa siswi yang duduk rapi, Al-Qur’an terbuka di hadapan mereka.
Ujian Akhir Semester telah usai. Namun, alih-alih bersantai atau bermain, siswa-siswi ini memilih mengisi waktu luang mereka dengan tadarus bersama.
Kegiatan itu bukan sekadar rutinitas, melainkan sebuah ikhtiar untuk tetap menjaga semangat belajar dan kedekatan dengan nilai-nilai spiritual.
Di depan kelas, berdiri Ibu Hj. Nuryadi, S.Pd SD, sosok guru yang selama ini membimbing mereka.
Dengan sabar, beliau mendampingi, memperhatikan bacaan murid-muridnya, dan sesekali membetulkan lafal. Tidak ada tekanan, hanya suasana yang tenang dan menentramkan.
“Kami ingin anak-anak tetap terbiasa dengan suasana belajar, meski ujian telah selesai".
"Dengan membaca Al-Qur’an bersama, mereka bukan hanya mendapat pahala, tapi juga memperdalam pemahaman agama,” ungkap Bu Nuryadi dengan senyum hangat, Senin (26/5/2025).
Bagi para siswa siswi, tadarus bukan hanya soal membaca, tapi juga tentang kebersamaan, kedisiplinan, dan belajar menghargai waktu dengan cara yang bermakna.
Rencananya, tadarus akan terus digelar hingga menjelang pembagian rapor. Ini adalah bagian dari pembinaan karakter yang selama ini diterapkan di sekolah sederhana, tapi penuh nilai.
Di tengah dunia yang serba cepat, barangkali pemandangan seperti ini jarang terlihat.
Namun di SDN 2 Masewali, lantunan ayat suci menjadi pengingat bahwa pendidikan sejati tak hanya soal angka di rapor, tetapi juga tentang membentuk hati yang damai dan jiwa yang tangguh.
(Red)