Luwu, Sulawesi Selatan kabartujuhsatu.news, Udara pagi di Desa Tiromanda, Kecamatan Bua, masih terasa segar ketika iring-iringan kendaraan dinas perlahan memasuki Mako Batalyon D Pelopor. Jumat (23/5/2025), hari itu bukan sekadar agenda resmi bagi Irjen Pol Drs. Rusdi Hartono, M.Si., Kapolda Sulawesi Selatan.
Hari itu adalah momentum penting dimulainya sebuah janji untuk membangun kehidupan yang lebih layak bagi para penjaga keamanan.
Dengan didampingi jajaran pejabat utama Polda Sulsel dan personel Brimob, Irjen Rusdi melangkah mantap ke lokasi yang telah disiapkan. Tanah lapang itu sebentar lagi akan berubah menjadi rumah, bukan sekadar bangunan, melainkan simbol kepedulian dan harapan.
Prosesi peletakan batu pertama pembangunan Rumah Susun (Rusun) Batalyon D Pelopor dilakukan dengan khidmat.
Di bawah matahari yang mulai meninggi, Kapolda memegang batu dengan kedua tangan, lalu menempatkannya ke dasar fondasi. Sebuah tindakan simbolis, namun sarat makna.
“Pembangunan ini bukan untuk saya. Ini untuk mereka yang setiap hari berjaga, yang bertugas di medan berat, dan yang kadang pulang ke tempat tinggal seadanya".
"Kita bangun ini agar mereka bisa hidup lebih layak,” ucap Irjen Rusdi dengan nada penuh keyakinan.
Proyek rusun ini dibiayai melalui skema Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Tahun Anggaran 2025, dan berdiri di atas tanah hibah yang diberikan Pemerintah Kabupaten Luwu.
Kapolda tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada Bupati Luwu atas dukungan nyata yang menjadi awal dari pembangunan ini.
“Saya percaya, kesejahteraan anggota bukan sekadar tunjangan. Rumah yang layak adalah pondasi kenyamanan mereka, tempat melepas lelah, tempat pulang. Dan itu, hak mereka,” ujarnya.
Bagi banyak personel Brimob, rumah dinas atau rusun bukanlah kemewahan.
Ini adalah impian sederhana yang kini mulai menjadi kenyataan.
Selama ini, beberapa di antara mereka tinggal jauh dari Mako, harus mengontrak, atau bahkan berbagi tempat tinggal dalam kondisi terbatas.
Proyek ini membawa secercah harapan, bahwa negara hadir bukan hanya saat mereka dibutuhkan, tetapi juga saat mereka butuh tempat pulang.
“Kami senang sekali, Pak. Ini bukan cuma bangunan, ini tempat berteduh keluarga kami,” ungkap salah satu personel Brimob yang hadir, dengan mata berbinar.
Kapolda menegaskan bahwa pembangunan ini harus berjalan dengan profesional dan transparan.
Ia bahkan secara terbuka memperingatkan bahwa tidak boleh ada gangguan atau penyimpangan dalam pelaksanaannya.
“Kalau kita ingin hasil yang baik, kita harus awali dengan niat dan cara yang baik,” katanya lugas.
Kehadiran Irjen Rusdi di tengah para anggota bukan hanya untuk seremoni.
Ia hadir untuk mendengar, melihat, dan memastikan bahwa setiap langkah pembangunan membawa manfaat langsung bagi mereka yang selama ini berdiri di garis depan.
Dan di Tiromanda, di atas tanah yang masih keras dan berdebu itu, hari itu lahir sebuah harapan. Bukan dari gedung megah atau upacara besar. Tapi dari sebuah batu pertama, yang diletakkan dengan hati.
(Red)