Tidak Kami Larang Sholatnya, Tapi Tempat Tidak Kami Sediakan
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Tidak Kami Larang Sholatnya, Tapi Tempat Tidak Kami Sediakan

    Kabartujuhsatu
    Senin, 10 Juli 2023, Juli 10, 2023 WIB Last Updated 2023-07-10T13:08:48Z
    masukkan script iklan disini

    Perjalanan Jakarta - Surabaya membutuhkan waktu nyaris 11 jam naik keretapi. Berangkat dari Stasiun Senen, Jakarta Pusat Senin(10/7) pukul 14.30 dan estimasi tiba di Stasiun Pasar Turi, Surabaya, Jawa Timur pada Selasa (11/7) pukul 01.02. Minimalis 10 jam 32 menit jarak tempuh antara Jakarta ke Surabaya.

    Bagi orang bijak bestari sebaiknya memikirkan kereta cepat Jakarta - Surabaya (800 km) atau Jakarta - Banyuwangi (1175km), Jawa Timur. Bukan membangun kereta cepat Jakarta - Bandung yang hanya seratusan km (150 km).

    Dengan kecepatan 350 km/jam, maka Jakarta - Surabaya atau Jakarta - Banyuwangi maksimal 3 jam-an bisa dicapai. Alias cukup puas baik keretanya. Tidak seperti kereta cepat Jakarta - Bandung yang tidak sampai setengah jam sudah sampai. Ibaratnya, bau kentut belum sirna tapi kereta api sudah tiba di Bandung. Tepatnya, hingga di Padalarang! Dan mesti bersusah payah 30 menit lagi ke Kota Bandung - - bila tidak macet. 

    Berapa lama waktu tempuh Jakarta Bandung dengan menggunakan Kereta Cepat? Dengan menggunakan kereta cepat, waktu tempuh Jakarta Bandung akan berkisar sekitar 36 menit untuk perjalanan langsung dan 46 menit untuk perjalanan yang berhenti di setiap stasiun. 

    Dari kebijakan tingkat tinggi saja sudah salah. Apalagi kebijakan di tingkat bawah. Pengalaman kami naik Kereta Kertajaya tidak ada sangkut paut dengan komparatif waktu di atas. Tapi, lebih dari fasilitas HAM di dalam Kereta.

    Adalah Irsun dan Tedoi (bukan nama sebenarnya) yang menjelaskan bahwa di dalam Kereta tidak ada fasilitas untuk sholat. Mereka menjelaskan, pihaknya pernah ditegur atasan karena memberikan izin penumpang untuk sholat.

    Bila petugas beri izin sholat, nanti bagaimana kalau yang lain ikutan juga, tanya Irsun. Karena tidak ingin berpolemik, akhirnya kami pun menjadi tempat di antara sambungan Restorasi - Gerbong berikutnya.

    Selesai Sholat kami sampaikan, bagaimana bahasanya diganti "sholat tidak disediakan tempatnya, tapi silahkan cari yang bukan tempat cabin atau crew kereta api".

    "Bapak sudah Sholat? Sebenarnya di area sambungan pun dilarang. Berbahaya. Lebih baik sholat di bangku masing-masing saja. Bila sebelahnya non muhrim, bisa sholat duduk di sudut Restorasi yang tersedia," Jelas Irsun.

    Irsun ada benarnya. Dan kami pun merasa beribadah dimanapun fasilitas publik sebaiknya disediakan. Sekali lagi, ini bukan soal pemahaman jarak tempuh. Tapi, soal hak beribadah. Tidak dilarang tapi tempat tidak disediakan. Sama dengan kereta cepat Jakarta - Bandung: tidak diminta oleh masyarakat, tapi anggaran boleh dipakai oleh orang yang berkuasa.

    Suta Widhya SH
    Konsumen PT. KAI
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini