Mentan SYL Lakukan Manuver Jaga Neraca dan Terus Tingkatkan Produksi Pangan
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Mentan SYL Lakukan Manuver Jaga Neraca dan Terus Tingkatkan Produksi Pangan

    Kabartujuhsatu
    Senin, 19 September 2022, September 19, 2022 WIB Last Updated 2022-09-20T04:47:57Z
    masukkan script iklan disini

    Jakarta, Kabartujuhsatu.news, -Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa neraca produktivitas kedelai, cabai, dan bawang merah secara umum sampai dengan akhir Desember 2022 masih terjaga. 

    Ia menginstruksikan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk terus melakukan penanaman komoditas tersebut agar neraca produktivitas pangan dapat tetap terjaga.

    Hal itu disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dalam keterangannya usai melakukan rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (19/9/2022).

    "Bapak Presiden memutuskan tadi neraca ini betul-betul dijaga, bahkan saya diperintahkan untuk terus melakukan penanaman tambahan, baik jagung, kedelai, cabai, maupun bawang dan kemudian menjadi kesimpulan yang ada adalah mengharapkan BUMN dapat membeli semua produktivitas yang ada sehingga negara betul-betul bisa menjamin tidak membiarkan begitu saja," ujar Syahrul.

    Syahrul menuturkan bahwa Presiden Jokowi meminta agar sistem logistik dan transportasi dapat terus ditingkatkan agar stabilitas harga pangan dapat tetap terkendali. 

    "Sistem logistik dan transportasi yang terus di-exercise sehingga stabilitasi harganya juga bisa dikendalikan dengan semaksimal mungkin oleh pemerintah.

    "Artinya, kita berharap produktivitasnya cukup tetapi harganya pun dapat tetap dijaga untuk bisa dikendalikan dengan baik," paparnya.

    Selain itu, Syahrul mengatakan bahwa intervensi Kementan bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) juga dibutuhkan dalam pengendalian ketersediaan komoditas pangan dari daerah produsen yang surplus ke daerah yang kekurangan.

    "Intinya baik bupati dan gubernur ikut terlibat dalam mengendalikan harga yang ada karena produksinya cukup. 

    "Kemudian tentu saja Kementan bersama Badan Pangan Nasional yang mengatur neraca-neraca antara daerah bisa bekerja sama dengan daerah untuk mengintervensi pada daerah-daerah shorted yang ada, memetakannya dengan baik," jelas Syahrul.

    Syahrul menjelaskan, Presiden Jokowi juga menginstruksikan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membeli semua produk yang ada agar harga beli komoditas tersebut dapat terjamin. 

    Selain itu, Presiden juga berharap agar produksi sektor pertanian dapat terus meningkat.

    "Saya kira ini menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi petani kita, bahkan tadi Bapak Presiden perintahkan kepada kami khususnya Kementan apapun semaksimal mungkin bisa pertanian ini di-back up, baik menggunakan KUR atau menggunakan berbagai biaya-biaya yang dibutuhkan untuk meningkatkan produksi yang ada," ucap Syahrul.

    Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyebutkan beberapa alasan mengapa kedelai merupakan strategi di Indonesia.

    “Pertama Kedelai merupakan komoditas pangan terpenting ketiga setelah padi dan jagung, kedua merupakan bahan pangan penting dalam mendukung ketahanan pangan, komoditas ketiga pertanian penting dalam perekonomian, keempat merupakan bahan dasar industri pangan dan industri pakan, dan kelima merupakan sumber protein nabati”, dia.

    Lebih lanjut Dedi menyampaikan, kedelai adalah salah satu sumber pangan selain padi dan jagung yang digemari hampir semua lapisan usia. Komoditas pangan penghasil protein nabati ini setiap tahun kebutuhannya terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kebutuhan bahan baku industri olahan seperti tahu, tempe, kecap, dan susu.

    “Indonesia memiliki potensi sumber daya alam, tenaga kerja milenial, inovasi dan teknologi yang tidak kalah dengan negara lain, potensi ini jika kita gunakan dengan baik, yakin mimpi kita akan mengembalikan swasembada kedelai akan tercapai”, tutup Dedi.

    Upaya Pemerintah dalam mengembalikan kejayaan kedelai ini bisa dilakukan oleh para petani milenial. Karena petani milenial dianggap memiliki kompetensi teknis dan manajerial, inovatif, responsif, serta adaptif terhadap persaingan global.


    (Red/AH/AA)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini