Budidaya Pertanian, Kementan Dorong Gunakan Bahan Alami
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Budidaya Pertanian, Kementan Dorong Gunakan Bahan Alami

    Kabartujuhsatu
    Senin, 18 Juli 2022, Juli 18, 2022 WIB Last Updated 2022-07-18T13:12:44Z
    masukkan script iklan disini

    Blora, Kabartujuhsatu.news,
    Sektor pertanian memiliki peran dalam perkembangan ekonomi di Indonesia. Pertanian sebagai sektor penghasil bahan pangan, sebagai sumber tenaga kerja dan sebagai salah satu penghasil sumber devisa negara.

    Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan hal tersebut. "Sektor pertanian harus terus berjalan karena salah satu perannya harus menyediakan pangan bagi 273 juta jiwa penduduk Indonesia dan ini membutuhkan sinergi dan kerja keras dari semua pihak,” tutur Mentan

    Kementerian Pertanian terus berupaya melakukan peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan dengan tetap mengutamakan kesehatan dan ramah lingkungan dengan tujuan petani dapat mengurangi biaya produksi dan keberlanjutan lahan terus terjaga. 

    Kebutuhan pangan nasional tetap tercukupi, dan  Menteri Pertanian SYL mendorong petani dan insan pertanian untuk selalu berinovasi dan membuat terobosan - terobosan baru sehingga target Kementerian Pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional tercukupi.

    Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menyampaikan hal serupa. "Pertanian adalah sektor prioritas dengan jumlah pintu pasar paling banyak di dunia, dan ini membutuhkan peran SDM pertanian yang berkualitas mendukung penyediaan pangan  yang baik dengan berbagai inovasi.

    Untuk mensosialisasikan penggunaan bahan-bahan alami dalam budidaya pertanian, Kementan mengadakan Bimtek pembuatan bahan alami biosaka di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.

    Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, sangat mengapresiasi inovasi pemanfaatan bahan alami biosaka yang digagas petani dari Blitar ini.

    “Saat ini sedang ujicoba, demplot dan riset dengan ITB, IPB dan UGM untuk uji multi lokasi di beberapa kabupaten dan dievaluasi dampak serta manfaatnya. 

    Meyakinkan petani tentang manfaat biosaka ini masih mengalami pro dan kontra, untuk itu perlu sosialisasi secara masif dan membuat demplot-demplot diberbagai wilayah” ungkap Suwandi.

    Suwandi menambahkan bahwa biosaka bukan pupuk dan bukan juga nutrisi, tetapi sebagaimana diungkapkan Prof. Dr. Robert Manurung bahwa biosaka itu elisitor adalah bahan kimia yang dapat mengaktifkan atau mengekspresikan gen yang diperlukan tanaman sehingga dapat menghasilkan sel untuk pertumbuhan tanaman yang lebih baik.

    “Terobosan baru biosaka ini diharapkan bisa mensolusi masalah-masalah yang ada dan ini sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, petani dan insan pertanian untuk terus  berinovasi dan membuat terobosan-terobosan baru sehingga target Kementerian Pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional tercukupi” jelas Suwandi.

    Muhamad Ansar sebagai penggagas bahan alami biosaka, menyampaikan kunci utama pembuatan biosaka yang pertama pada saat pemilihan bahan baku, kedua pada proses peremasan sampai menjadi larutan yang sempurna atau homogen selanjutnya bagaimana aplikasi di lapangan baik dosis dan aplikasinya.

    “Ciri-ciri biosaka yang sudah jadi adalah larutannya homogen dan tidak mengendap, tidak berubah warna menjadi bening, tidak keluar gas dan tidak berbau menyengat meskipun disimpan dalam waktu yang lama,” bebernya.

    Pada kesempatan yang sama, Koordinator Informasi dan Jaringan Laboratorium Balai Besar PPMBTPH, Suharyanto mengungkapkan inovasi bahan alami ini akan dilakukan di Kabupaten Blora, Sragen, Klaten dan Grobogan Provinsi Jawa Tengah. Bimtek dimulai dari Kabupaten Blora diikuti oleh PPL, POPT dan petani yang berjumlah sekitar 50 orang.

    “Keraguan dan penasaran saya yang membuat saya semangat mengikuti bimtek pembuatan biosaka ini ungkap salah satu petani,” tutur Suharyanto.

    Suharyonto juga mengungkapkan dari 7 peserta yang mengikuti praktek pembuatan biosaka ada tiga orang berhasil membuat biosaka yaitu Sukarji Poktan Sri Enggal Desa Jipang, Cepu, Ubro Sucipto Poktan Ternak Sejahtera Desa Kediren, Randublatung dan Roland Hutajulu pegawai dari Balai Besar PPMBTPH.

    “Biosaka yang sudah jadi dibagikan ke seluruh petani agar diujicobakan di lahan pertaniannya masing-masing” tutup Suharyanto.(**)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini