Berkat Pelatihan SDM Penyuluh dan Petani Jagung Kab. Luwu Raih Peningkatan Produksi
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Berkat Pelatihan SDM Penyuluh dan Petani Jagung Kab. Luwu Raih Peningkatan Produksi

    Kabartujuhsatu
    Sabtu, 05 Juni 2021, Juni 05, 2021 WIB Last Updated 2021-06-05T11:42:05Z
    masukkan script iklan disini
    Para penyuluh saat melakukan pemupukan berimbang tanaman jagung (Ist)

    Luwu (Sulsel), Kabartujuhsatu.news,-Jagung merupakan salah satu komoditas yang cukup strategis karena banyak digunakan sebagai bahan pangan pokok alternatif pengganti beras dan bahan baku untuk produk lanjutan ataupun untuk pakan ternak. Kontribusi komoditas jagung di Indonesia terhadap capaian ekspor cukup tinggi, terutama dengan adanya peningkatan produksi tiap tahunnya.

    Selain pemilihan benih dan pola tanam yang baik, tentunya yang perlu diperhatikan juga adalah pemupukan. Penggunaan pupuk kurang bijaksana dapat mempengaruhi produksi hasil tanaman jagung.

    Dengan pemupukan berimbang tentunya dapat mengembalikan unsur hara baik makro atau mikro untuk memperbaiki struktur tanah.

    Sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, apabila petani bijak menggunakan pupuk secara berimbang, produktivitas pertanian dipastikan tetap bisa dipertahankan. Produktivitas pertanian akan seiring dengan pemupukan berimbang. Keduanya saling bertalian erat, kata Mentan SYL.

    Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi juga menuturkan, pemupukan berimbang akan meningkatkan produktivitas dan daya saing pertanian.

    Ia berharap peserta yang terdiri dari para penyuluh ini benar-benar dapat memahami agar mampu mengimplementasikan pemupukan berimbang. Tentu ini terkait dengan efisiensi penggunaan pupuk, tutur Dedi.

    Sebagai upaya tindak lanjut kementan dalam hal tersebut Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku, UPT Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) berkerjasama Dinas Pertanian Kab. Luwu Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Pelatihan Teknis Tematik Teknologi Pemupukan Berimbang Tanaman Jagung Bagi Aparatur Angkatan I, melibatkan sebanyak 30 orang peserta penyuluh dari Kab. Luwu dan dilaksanakan di BPP Bupon Kab. Luwu, Tanggal 04 s/d 06 Juni 2021.

    "Sudah sangat tepat BBPP Batangkaluku mengadakan pelatihan di BPP Bupon ini, mengingat wilayah kerja BPP Bupon adalah merupakan salah satu wilayah yang memiliki produksi jagung yang tinggi di Kabupaten Luwu. Kecamatan Bupon juga pernah meraih Peringkat I untuk pengusulan CPCL Bantuan Benih Jagung untuk Kabupaten Luwu", Kata Islamuddin, Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Luwu.

    Islamuddin juga menyampaikan agar kiranya pelatihan ini bisa berlanjut dan dilakukan berjenjang agar kiranya para peserta pelatihan dapat mensosialisasikan kepada petani sehingga indeks harga yang diterima petani masih lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh petani mulai dari pemilihan bibit sampai pengolahan hasil komoditi jagung, yang nantinya akan membuat kesejahteraan petani akan lebih baik.

    Lanjut, tujuan pelatihan ini tentunya untuk meningkatkan kompetensi para penyuluh pertanian di Dinas Pertanian Kab. Luwu dalam hal pemupukan berimbang untuk meningkatkan produksi tanaman pangan khususnya produksi Jagung sehingga dapat di sosialisasikan kepada petani yang nantinya dapat mensejahterakan para petani

    Koordinator BPP Bupon, Irwan Hamka menambahkan para peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini, dengan meraka dapat menyerap ilmu dengan saling berdiskusi tanya jawab dengan para fasilitator /narasumber.

    Irwan berharap kedepannya pelatihan ini bisa dilakukan terus secara berjenjang yaitu Pemupukan, Pengamatan Hama dan Penyakit dan selanjutnya Penanganan Pasca Panen Komoditas Jagung dan usai pelatihan para penyuluh segera mensosialisasikan kepada petani agar supaya nilai tukar petani lebih tinggi atau dengan kata lain indeks harga yang diterima masih lebih tinggi dibandingkan dengan yang dikeluarkan oleh petani. (Al AzIz/ Yuli N).

    Sumber : Tajuddin / Andi Baso Kresna
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini