Suta Widhya: Jangan Benci Sosok Presiden, Cukup Benci Kebijakannya Yang Nggak Beres
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Suta Widhya: Jangan Benci Sosok Presiden, Cukup Benci Kebijakannya Yang Nggak Beres

    Kabartujuhsatu
    Kamis, 13 Mei 2021, Mei 13, 2021 WIB Last Updated 2021-05-13T15:03:56Z
    masukkan script iklan disini
    Suta Widya Pengamat Politik dan Hukum bersama Presiden Jokowi (kolase foto)

    HUBBUL WATHAN MINAL IMAN

    Cinta tanah air adalah sebagai dari iman.

    Kita punya kewajiban untuk memakmurkan negeri. 

    Dengan cara mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang membangun menuju cita-cita bangsa untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Musuh bersama kita adalah kebodohan, kemiskinan dan penyakit lahir dan bathin bukan sosok seseorang.  Ini yang perlu kita lawan dengan cara berjihad/berjuang dengan fokus dan sungguh-sungguh.

    Keluhuran hidup seseorang bisa terlihat dari kinerja yang ia lakukan selama ia eksis di tengah masyarakat atau rakyatnya. 

    Cara hidup luhur orang yang memiliki keluhuran hidup, terbebas dari perbuatan salah melalui pikiran, ucapan, mau pun tindakan jasmani. Lebih baik lapar dan haus, dari pada mendapatkan kebutuhan hidup dengan cara tidak baik.

    Sikap hidup luhur bagi mereka yang telah memiliki keluhuran hidup, walau pun kodisinya sulit menjalani kehidupan tidak berkeluh kesah. Dan walau difitnah orang lain, juga tidak sakit hati, apa lagi mau membalas. Orang yang hidupnya menjadi luhur, sikapnya selalu selaras dengan realitas, dan bisa menerima kendati realitasnya sulit. 

    Keluhuran hidup sebagai tujuan dari orang yang telah menyadari bahwa hidup ini tidak kekal, tidak memuaskan dan tanpa inti. Dengan memahami kebenaran sebagai kebenaran dan bisa difahami dengan benar, maka tujuan hidup yaitu keluhuran hidup telah dicapainya.

    Cara hidupnya, sikap hidupnya, mau pun tujuan hidupnya, terintegrasi pada keluhuran hidup, adalah ciri dari orang yang mengetahui hakekat dari pada kehidupan yang tidak kekal ini, sehingga bisa merealisasi keluhuran hidup.

    Sehingga kesimpulannya, bila kita tidak suka dengan BIPANG AMBAWANG, maka jangan otomatis tidak suka dengan orang yang mempromosikannya. Karena sudah pasti akan ada alasan seribu macam dari seseorang tesebut untuk membela diri. Meski dilakukan oleh kaki tangan orang tersebut. (Red/Sw).
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini