Sayangilah Pengkhianat Sebab Ia Suka Menjilat
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Sayangilah Pengkhianat Sebab Ia Suka Menjilat

    Kabartujuhsatu
    Sabtu, 20 Maret 2021, Maret 20, 2021 WIB Last Updated 2021-03-20T11:24:45Z
    masukkan script iklan disini

    Suta Widhya, SH Pengamat Hukum Politik (Foto Dokumen).

    Jakarta, Kabartujuhsatu.news, -Sebuah doktrin yang sesat pernah kami baca dari potongan kertas yang tercecer saat kuliah dulu. Kata - katanya sangat gampang diingat, tapi ragu untuk mengakui kehebatan doktrin tersebut.

    "Sayangilah Pengkhianat Sebab Ia Suka Menjilat" tertulis dengan ballpoint biru yang mulai pudar. Dari karakter tulisannya, sepertinya ditulis oleh seorang perempuan. Tapi, bukan tidak mungkin itu keliru dugaan kami.

    Kata - kata itu terngiang kembali saat kami melihat video yang viral di group WhatsApp. Diperkirakan video itu menjelang persidangan HRS di Pengadilan Negeri Jakarta Timur.

    "Saya ini pengacara HRS loh, Pak. TOLONG izinkan masuk. Kami dilindungi oleh Undang-Undang, sama dengan para penegak hukum yang lain. Advokat itu officium Nobile, profesi terhormat," kata Advokat Kurnia Tri Riyani SH, perempuan  satu-satunya sebagai  Penasehat Hukum HRS yang ada di Tim Pembela HRS.

    Tapi apa lacur? Yang ditanya tidak bergeming. Meski Kurnia minta dipertemukan dengan Kapolres Jakarta Timur, tetap tidak menjawab dengan memadai. Adakah ini sudah termasuk mengkhianati slogan atau semboyan Promoter dan Presisi?

    Dari 8 komitmen Jenderal polisi Listyo Sigit mungkin nomor urutan nomor 1, menjadikan Polri sebagai institusi yang prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan (PRESISI) yang patut dipertanyakan untuk kasus dihambatnya Advokat Kurnia Tri Riyani SH masuk.

    Tidak perlu ditanya kepada petugas di lapangan apa tahu juga komitmen Listyo untuk yang nomor 6, menampilkan kepemimpinan yang melayani dan menjadi teladan. Mengapa?

    Pertama, yang diajak bicara bukan pimpinan tapi anak buah, prajurit rendah atau kro**-- istilah bahasa gaul yang beredar di masyarakat. Kedua, tidak semua jajaran satuan pengamanan dan ketertiban membaca. Ketiga, daya nalar rendah. Keempat, ada resiko garis komando yang tidak bisa ambil, karena perintah atasan yang didengar. Kelima, takut di-demosi, disel, atau mungkin dipecat.

    Bukan saja terjadi di institusi resmi indikasi pengkhianatan. Dimana - mana ada para penghianat. Tapi, jangan sepenuhnya membenci pengkhianat ya. Sebab, para pengkhianat itu paling suka menjilat. Jika sudah kena jilatannya: dijamin _merem-melek_ keenakan.

    Sumber : Suta Widhya, SH
    (Pengamat Hukum Politik)

    Sabtu (20/3/2021)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini