Sidoarjo, Kabartujuhsatu.news, -Di ruang sederhana tempat pembagian rapor ada banyak rasa yang tak tertulis di lembar nilai. Ada harapan, doa dan kepercayaan besar para wali santri titipkan kepada Muhammadiyah Boarding School (MBS) Porong.
Kepala Pengasuh MBS Porong, Ust. Rozaq Akbar, menyampaikan kepada media Selasa 23 Desember 2025 bahwa rapor bukan hanya tentang angka melainkan tentang proses tumbuhnya anak-anak . Tentang bagaimana mereka belajar disiplin bangun pagi, menundukkan hati saat shalat berjamaah, menjaga adab kepada guru dan teman serta perlahan belajar bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
“Anak-anak ini bukan hanya sedang belajar pelajaran sekolah, mereka sedang belajar menjadi manusia,” ungkapnya di hadapan para wali santri.
Di MBS Porong, pesantren dimaknai sebagai rumah kedua. Tempat santri jatuh, bangkit, belajar salah, lalu diarahkan dengan kasih. Karena itu, pendidikan tidak bisa berjalan sendiri. Peran orang tua tetap menjadi fondasi utama, sementara pesantren hadir sebagai mitra yang menjaga, membimbing, dan menguatkan nilai-nilai yang telah ditanamkan di rumah.
Momen pembagian rapor menjadi pengingat bahwa hasil pendidikan tidak selalu instan. Ada proses panjang yang sedang dilalui anak-anak, proses yang membutuhkan kesabaran, doa dan kepercayaan bersama.
Dengan pendekatan pendidikan karakter, disiplin ibadah, dan kemitraan aktif bersama orang tua, Muhammadiyah Boarding School Porong terus mengukuhkan diri sebagai salah satu rekomendasi pondok pesantren terbaik dan favorit di Sidoarjo. Bukan karena kemewahan fasilitas, tetapi karena kesungguhan dalam menumbuhkan akhlak, kemandirian dan nilai kehidupan pada setiap santri.
Di tengah dunia yang bergerak cepat, MBS Porong berusaha tetap menjadi tempat yang menenangkan bagi santri yang sedang bertumbuh, dan bagi orang tua yang menitipkan harapan masa depan anak-anaknya.
(Redho)



