Aceh Utara Darurat Banjir, 18 Kecamatan Terendam: Ribuan Warga Mengungsi, Infrastruktur Rusak Parah
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Layanan Publikasi Media Online : Iklan, Berita, Banner

    Layanan Publikasi Media Online : Iklan, Berita, Banner
    Klik Gambar Inaproc Kabartujuhsatu di Kolom Pencarian

    Daftar Blog Saya

    Aceh Utara Darurat Banjir, 18 Kecamatan Terendam: Ribuan Warga Mengungsi, Infrastruktur Rusak Parah

    Kabartujuhsatu
    Rabu, 26 November 2025, November 26, 2025 WIB Last Updated 2025-11-26T23:35:20Z
    masukkan script iklan disini


    Aceh Utara, Kabartujuhsatu.news,  Bencana banjir besar kembali menghantam Kabupaten Aceh Utara pada Rabu (26/11/2025). Hingga pukul 13.20 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Utara melaporkan sedikitnya 18 kecamatan terendam, ribuan warga terpaksa mengungsi, dan berbagai infrastruktur penting mengalami kerusakan berat.


    Kondisi ini mendorong Bupati Aceh Utara, H. Ismail A. Jalil, MM (Ayah Wa) menetapkan siaga penuh untuk seluruh jajaran pemerintah kabupaten.


    Dalam pernyataannya, Ayah Wa menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor untuk mempercepat evakuasi warga yang masih terjebak banjir di sejumlah Desa.


    Ia mengakui keterbatasan peralatan evakuasi dan jumlah personel SAR yang dimiliki pemerintah daerah, sehingga meminta dukungan penuh dari seluruh instansi terkait.


    “Kami membutuhkan kolaborasi cepat. Prioritas utama adalah penyelamatan warga,” ujar Ayah Wa.


    Para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diminta siaga 24 jam demi memperlancar distribusi informasi maupun tindakan darurat.


    Tingginya curah hujan dan jebolnya beberapa titik tanggul menyebabkan banjir meluas ke berbagai wilayah.


    Instruksi khusus juga disampaikan kepada seluruh kepala puskesmas. Mereka diminta mengerahkan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan di titik pengungsian, terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, balita, lansia, anak-anak, dan penyandang disabilitas.


    Sementara itu, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Aceh Utara diperintahkan segera menurunkan alat berat untuk membuka jalur air yang tersumbat, memperbaiki titik-titik tanggul rusak, serta melakukan normalisasi aliran sungai.


    Berdasarkan laporan BPBD Aceh Utara, berikut wilayah terdampak banjir:


    Tanah Jambo Aye: 11 desa, tinggi air 30–80 cm.


    Seuneddon: 20 Desa, ratusan hektare lahan pertanian terendam, pengungsian tersebar di beberapa fasilitas umum.


    Langkahan: Air mencapai atap rumah, satu rumah amblas akibat abrasi.


    Baktiya: 36 Desa, ketinggian air hingga 150 cm, seluruh warga mengungsi.


    Samudera: Tanggul jebol sepanjang 30 meter.


    Syamtalira Aron: Tanggul Kreung Pase terkikis dan terancam jebol.


    Baktiya Barat: 6 Desa terdampak.


    Lapang: Sawah dan tambak terendam.


    Dewantara: Longsor dan satu rumah rusak berat.


    Matangkuli: Ketinggian air mencapai 300 cm di beberapa titik.


    Lhoksukon: Tanggul Krueng Peuto jebol.


    Sawang: Air naik hingga 4 meter, warga dievakuasi dari atap rumah, jembatan gantung Sawang–Gandapura putus.


    Nibong: Sungai Krueng Pase jebol menerjang permukiman.


    Muara Batu: 10 desa terendam hingga 100 cm.


    Dan sejumlah kecamatan lain yang masih dalam pendataan penuh.


    Data Kerusakan dan Korban
    BPBD mencatat data sementara:


    Warga terdampak: 4.451 jiwa (2.668 KK). 


    Pengungsi: 3.507 jiwa (1.270 KK)


    Kelompok rentan:


    Ibu hamil: 15


    Balita: 373


    Lansia: 148


    Disabilitas: 7


    Rumah rusak:


    Berat: 3 unit


    Sedang: 17 unit


    Ringan: 6 unit


    Sawah terendam: 620 hektare


    Tambak terendam: 571 hektare


    Tanggul rusak: 8 titik


    Jembatan putus: 1 unit di Sawang


    Tingginya debit air di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) membuat masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan.


    Juru Bicara Pemerintah Aceh Utara, Muntasir Ramli, mengatakan bahwa kebutuhan paling mendesak saat ini adalah peralatan evakuasi, logistik masa panik, makanan pokok, dan alat berat untuk penanganan darurat di lapangan.


    “Seluruh unsur pemerintah terus bekerja. Prioritas kami adalah keselamatan warga dan stabilisasi wilayah terdampak,” ujarnya.


    Pemerintah Kabupaten Aceh Utara berkomitmen menjalankan penanganan jangka pendek dan jangka panjang untuk mengurangi risiko bencana ke depannya, termasuk memperbaiki infrastruktur tanggul, memperkuat sistem peringatan dini, dan meninjau ulang wilayah rawan banjir.


    Bencana banjir tahun ini menjadi salah satu yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir, dan pemerintah mengimbau seluruh masyarakat agar tetap waspada serta mengikuti arahan tim penyelamat di lapangan.


    (Red/*) 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini