Jakarta, Kabartujuhsatu.news, Sosok Nur Syifa Nadiastuti, wisudawati Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), mencuri perhatian publik dalam prosesi wisuda UNJ gelombang pertama sesi ketiga yang digelar pada Rabu (8/10).
Di balik senyumnya yang hangat, tersimpan kisah perjuangan luar biasa. Selama empat tahun menempuh pendidikan, Syifa berhasil mengukir lebih dari 150 prestasi tingkat nasional dan internasional.
Sejak kecil, Syifa telah ditempa dalam lingkungan yang sarat doa dan harapan dari kedua orang tuanya. Ia tumbuh dengan pesan sederhana yang kini menjadi kompas hidupnya: menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan agama.
“Dulu aku belum memahami makna doa itu, tapi orang tua selalu membimbingku untuk menjadi anak yang pintar, berprestasi, dan bisa menginspirasi banyak orang,” ujarnya saat ditemui tim Humas UNJ seusai wisuda.
Memasuki dunia perkuliahan di UNJ, Syifa berpegang pada pesan terakhir sang ayah: “Jadilah mahasiswa terbaik.” Kalimat itulah yang menuntunnya menapaki masa kuliah dengan semangat pantang menyerah.
Konsisten Berprestasi di Dalam dan Luar Kampus
Menempuh studi di bidang manajemen bukan keputusan spontan bagi Syifa.
Ia menyadari bahwa manajemen bukan sekadar soal bisnis, tetapi juga tentang mengatur hidup dan mewujudkan impian.
“Aku ingin jadi pekerja kantoran yang keren sekaligus pengusaha sukses. Karena itu aku belajar manajemen agar tahu cara memimpin dan mengelola bisnis,” katanya.
Kini, cita-cita itu mulai terwujud. Sebelum diwisuda, Syifa telah diterima bekerja di Bank Rakyat Indonesia (BRI), salah satu lembaga keuangan terbesar di Indonesia.
Selain itu, ia juga aktif sebagai konten kreator edukasi dengan total pengikut mencapai 150 ribu di platform Instagram dan TikTok.
Selama empat tahun di UNJ, Syifa mencatat berbagai prestasi: mulai dari Duta UNJ, Mahasiswa Berprestasi Utama, hingga pembicara di forum nasional dan internasional.
Ia juga pernah mewakili UNJ sebagai Duta di bawah koordinasi Humas UNJ, di mana ia belajar etika komunikasi, public speaking, serta profesionalitas.
“Menjadi Duta UNJ itu penuh pengalaman berharga. Aku pernah mendampingi Reza Rahadian, menjadi MC bersama Narji, dan belajar tampil percaya diri di depan umum,” kenangnya.
Dari Humas UNJ ke Dunia Profesional
Pengalaman magang di Humas UNJ menjadi titik balik dalam karier profesional Syifa. Ia belajar langsung bagaimana menjaga citra lembaga dan menjalin komunikasi efektif.
“Magang di Humas membuatku paham profesionalitas kerja. Itu yang jadi bekal hingga diterima magang di anak perusahaan BUMN dan akhirnya direkrut sebelum wisuda,” jelasnya.
Di luar kampus, Syifa juga dikenal sebagai pembicara dan juri lomba esai ilmiah di berbagai universitas bergengsi seperti UI, IPB, UGM, UNDIP, dan UNNES.
Pengalamannya sebagai peserta lomba esai membuatnya ingin berbagi inspirasi kepada mahasiswa lain.
“Aku selalu bilang ke peserta, kamu tidak akan berhasil kalau melewati kegagalan tanpa evaluasi,” tuturnya.
Kisah Haru di Balik Kesuksesan
Namun di balik gemerlap prestasi, Syifa menyimpan kisah duka yang mendalam. Sang ayah, yang selama empat tahun setia mengantarnya ke kampus setiap hari, meninggal dunia sehari sebelum dirinya menjalani sidang skripsi.
“Papah selalu antar jemput aku dari pagi sampai malam, dalam panas, hujan, dan badai. Dukungan papah itu yang membuat aku semangat kuliah dan berprestasi,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Kini setiap penghargaan yang diraihnya menjadi persembahan khusus untuk mendiang sang ayah. “Doa papah selalu jadi kekuatan aku. Semoga beliau bisa lihat aku dari sana dan bangga,” tambahnya lirih.
Belajar Bisnis dari Sang Ibu
Sebelum kuliah, Syifa terbiasa membantu ibunya berjualan di lokapasar daring. Dari pengalaman itulah ia belajar strategi pemasaran digital, negosiasi, dan promosi produk.
“Dari jualan online bareng ibu, aku belajar cara iklan dan jualan. Ternyata seru banget dan itu jadi dasar karierku sekarang,” ujarnya.
Menutup dengan Doa dan Harapan
Syifa menutup perbincangan dengan penuh makna. Ia mengaku bersyukur bisa menempuh pendidikan di UNJ yang menjadi tempat tumbuh dan berprosesnya hingga kini.
“Aku bersyukur kuliah di UNJ. Di sini aku belajar banyak hal yang nggak bisa didapat di tempat lain,” katanya.
Bagi Syifa, kesuksesan bukan hanya miliknya, tetapi juga hasil doa dan dukungan keluarga.
“Doa orang tua, kerja keras, dan pengalaman di UNJ jadi bekal utama aku untuk terus melangkah. Semoga bisa bermanfaat bagi banyak orang, seperti doa papa dan mama sejak dulu,” tutupnya dengan senyum penuh haru.
(Redho)