Mandailing Natal, Sumut, Kabartujuhsatu.news, Nasib memilukan menimpa SDN 311 Sampuran yang terletak di Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal. Sekolah dasar satu-satunya di desa tersebut hangus terbakar pada malam hari, Senin, 1 Januari 2024 pukul 20.00 WIB.
Ironisnya, hingga hari ini, lebih dari satu tahun setengah sejak kejadian belum ada upaya nyata dari pemerintah untuk memperbaiki atau membangun kembali sekolah tersebut.
Kebakaran yang meluluhlantakkan seluruh bangunan sekolah itu telah memaksa ratusan siswa untuk belajar di lokasi darurat, sebuah gedung PAUD yang jaraknya cukup jauh dan tidak layak untuk menampung jumlah siswa sebanyak itu.
Dengan kondisi fasilitas seadanya, proses belajar-mengajar berjalan penuh keterbatasan.
“Ini satu-satunya sekolah dasar yang dimiliki warga Sampuran dan Huta Nauli. Anak-anak kami berhak mendapatkan tempat belajar yang layak, bukan puing dan janji,” ujar Ahmad Afandi Nasution, Ketua Ikatan Mahasiswa Ranto Baek (IMRB), yang juga menjabat sebagai Kabid Advokasi dan Hukum IMA Madina Pekanbaru. Rabu (9/7/2025).
Ahmad menambahkan bahwa masyarakat sudah berulang kali menyampaikan aspirasi kepada pihak terkait, namun hingga kini belum ada kejelasan mengenai anggaran maupun rencana rekonstruksi SDN 311.
Ketika dikonfirmasi melalui nomor WhatsApp milik salah satu pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Mandailing Natal, pihak terkait justru terkesan menghindar dan enggan memberi keterangan resmi.
“Kami kecewa. Masa depan anak-anak kami seolah tak berarti di mata pemerintah. Apakah karena kami tinggal di daerah terpencil?” tambah Ahmad dengan nada kecewa.
Kini, masyarakat dan para orang tua murid menanti langkah konkret dari pemerintah daerah, khususnya Dinas Pendidikan Mandailing Natal dan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Mereka mendesak agar SDN 311 Sampuran segera dibangun kembali agar pendidikan anak-anak di daerah ini tidak terus-menerus dikorbankan.
IMRB bahkan siap melakukan aksi turun ke jalan jika aspirasi mereka terus diabaikan. Mereka menegaskan bahwa perjuangan ini bukan soal politik, tetapi soal masa depan generasi penerus bangsa.
“Kami akan terus bersuara. Kalau perlu, kami akan gelar aksi damai demi terwujudnya keadilan pendidikan seperti yang dicita-citakan Presiden RI, Bapak Prabowo Subianto,” tutup Ahmad.
Penulis: Magrifatulloh