Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Rabu sore (4/6/2025), Caffe La Daffa yang biasanya tenang berubah jadi riuh oleh gelak tawa, pelukan hangat, dan cerita-cerita lama yang mengalir deras tanpa diminta.
Mereka yang hadir bukan sekadar tamu biasa. Mereka adalah alumni SMPN 1 Soppeng angkatan 1983, sahabat lama yang dulu menghabiskan hari-harinya bersama di bangku sekolah menengah pertama, mengenakan seragam putih biru dan bercita-cita menaklukkan dunia.
Suasana begitu hangat dan penuh keakraban. Tidak ada kecanggungan meski usia sudah menua dan rambut mulai memutih.
Justru yang ada hanyalah rasa rindu yang akhirnya terbayar lunas lewat pertemuan ini.
Arisan yang mereka adakan bukan hanya soal undian nama atau urusan iuran, melainkan tentang merajut kembali persahabatan yang sempat terpisah waktu dan kesibukan masing-masing.
Taufik, salah satu alumni yang hadir, menyampaikan betapa bahagianya ia bisa kembali berkumpul dengan teman-teman lama.
"42 tahun bukan waktu yang sebentar. Tapi rasanya semua itu hilang begitu saja ketika kita bertemu lagi".
"Seolah kita masih anak SMP yang baru pulang sekolah, duduk-duduk di kantin sambil bercanda soal PR yang belum dikerjakan," ujarnya sambil tersenyum mengenang masa remajanya.
Ia bercerita tentang bagaimana dulu mereka berlarian saat bel istirahat, rebutan beli sop ubi area sekolah, atau saling contek saat ulangan matematika.
Ada juga kisah kenakalan kecilseperti pura-pura sakit supaya tidak ikut upacara, atau menulis surat cinta diam-diam yang kemudian ketahuan guru.
Semua cerita itu muncul kembali sore itu, satu per satu, dan justru semakin mendekatkan mereka satu sama lain.
Di antara suara tawa dan nostalgia, ada juga momen haru. Beberapa teman tak lagi hadir, entah karena jarak, waktu, atau karena telah berpulang.
Namun kenangan tentang mereka tetap hidup dalam obrolan. "Kita mungkin tidak bisa lagi bertemu semua, tapi semangat kebersamaan tetap ada. Dan itulah yang terpenting," ujar Taufik.
Acara arisan yoker berlangsung santai. Sambil menikmati kopi dan makanan ringan, para alumni saling bertukar kabar, berbagi foto-foto lama, dan tentu saja tak lupa berswafoto untuk mengabadikan momen yang sangat langka ini.
Bahkan ada yang membawa serta cucu mereka, membuat suasana semakin hangat dan penuh cerita lintas generasi.
"Harapan saya, ini bukan pertemuan terakhir. Kita harus buat ini jadi rutin. Minimal setahun sekali kita bertemu, saling sapa, saling menguatkan. Karena di usia sekarang, yang paling berharga adalah kebersamaan dan kenangan," tutur Taufik menutup perbincangan.
Malam pun tiba, tapi tak ada yang terburu-buru pulang. Seperti enggan melepaskan kebahagiaan yang baru saja direngkuh.
Di bawah lampu temaram kafe dan udara malam Soppeng yang sejuk, para alumni SMPN 1 Soppeng malam itu tak hanya merayakan arisan.
Mereka merayakan persahabatan, merayakan masa muda yang tak akan pernah kembali, dan tentu saja merayakan hidup.
(Red)