Momen HJS ke 763, 3 Kepala Sekolah Dengan TAPPI di Pinggang Siap Terhunus
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Momen HJS ke 763, 3 Kepala Sekolah Dengan TAPPI di Pinggang Siap Terhunus

    Kabartujuhsatu
    Selasa, 23 April 2024, April 23, 2024 WIB Last Updated 2024-04-24T06:56:56Z
    masukkan script iklan disini

    Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Memperingati Hari Jadi Soppeng (HJS) ke 763 tahun menjadi momen bagi segenap elemen masyarakat dan jajaran pemerintah kabupaten Soppeng termasuk para Kepala sekolah yang tergabung di kelompok kerja kepala sekolah se-kecamatan Lalabata. Selasa (23/4/2024). 

    Kegiatan upacara peringatan hari jadi Soppeng ke 763 tahun dilangsungkan di stadion Haji Andi Wana Laburawung Kelurahan Lapajung Kecamatan Lalabata yang dihadiri Pj Gubernur Sulsel Dr Bahtiar Baharuddin dan Kapolda Sulsel Irjen Pol Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, S.I.K., M.H serta anggota DPR RI dari Fraksi PPP Dr H.Muh Aras, S.Pd, MM. 

    Dalam momen bersejarah yang setiap tahun di gelar oleh pemerintah kabupaten Soppeng, namun kali ini di lakasanakan agak berbeda sebab di laksanakan di stadion Haji Andi Wana yang sebelumnya hanya dengan upacara yang dilakukan di lapangan Gasis Watansoppeng. 

    Begitupun di Hari Jadi Soppeng ke 763 tahun ini dirangkaikan dengan pameran pembangunan dari seluruh instansi, institusi, BUMN, BUMD dan para pengusaha Kuliner. 

    Haji Andi Wana merupakan nama Raja terakhir Soppeng dan Kepala daerah pertama daerah tingkat II kabupaten Soppeng. 

    Nuansa di hari jadi Soppeng ke 763 tahun ini menjadi semarak sebab para peserta dari segala unsur memakai pakaian adat Bugis dan songkok recca (pemiring) dengan berbagai corak dan warna, begitu pula dengan penggunaan TAPPI (keris) di pinggang meskipun sebagian juga tidak memakainya. 

    Dalam momen tersebut 3 Kepala sekolah yang ada di kecamatan Lalabata nampak gagah perkasa bak seorang raja di zamannya. 

    Ketiga Kepala sekolah tersebut yakni Kepala Sekolah SDN 23 Tanete Naharauddin, S.Sos.M.Si, Kepala Sekolah SDN 7 Salotungo Abdul Asis, S.Pdi dan Kepala Sekolah Ale Tellue Muhlis, S.Pd.

    Kepala Sekolah SDN 23 Tanete Naharauddin mengungkapkan bahwa Tappi atau dikenal juga sebagai Gajang adalah senjata tajam yang terbuat dari besi. 

    "Senjata ini memiliki karakteristik yang unik, yaitu bentuknya yang semakin mengecil dan meruncing seiring berjalannya bilah dengan motif yang berbeda-beda. 

    "Senjata ini bukan hanya memiliki nilai praktis sebagai alat pertahanan diri, tetapi juga memegang peran penting dalam upacara adat dan ritual, serta memiliki makna simbolis yang mendalam bagi masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Soppeng, terangnya. 

    "Pada zaman dahulu hampir setiap orang memiliki, menyimpan dan menggunakan keris sebagai senjata, katanya. 

    "Tappi ini mempunyai fungsi kekerabatan yang lebih spesifik jika dibandingkan dengan jenis- jenis senjata tradisional lainnya termasuk badik. 


    Sementara itu, Abdul Asis menuturkan bahwa" Ada keunikan Tappi ini, karena dapat berfungsi sebagai pengganti diri bagi pemiliknya, misalnya di zaman kerajaan dalam urusan perkawinan, apabila seorang laki-laki bangsawan ingin menikah dengan seorang wanita yang berasal dari keturunan todeceng, tosama, dan ata, maka dapat saja laki-laki bersangkutan perkawinannya. tidak menghadiri dan mempelai laki-laki cukup mengirimkan keris atau Tappinya untuk bersanding dengan mempelai wanita, ujarnya. 

    "Itu dianggap merupakan perwujudan dari pola berpikir totalitas yakni memandang Tappi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pemiliknya. 

    "Sedangkan dalam konteks lain, laki-laki yang hendak merantau kadangkala menyimpan Tappi sebagai teman yang akan menjaga keselamatan isteri yang ditinggalkan di rumah.

    "Fungsi lain dari senjata Tappi adalah sama dengan fungsi tombak (bessing), yaitu dapat menjadi barang pusaka secara turun temurun, tandasnya. 

    "Dari info yang kami ketahui bahwa Sistem pewarisannya Tappi biasanya jatuh ke tangan anak laki-laki tertua dalam suatu keluarga atau kerabat. 

    "Pemegang keris pusaka adalah sekaligus menjadi pemimpin dalam keluarga dan kerabatnya masing-masing.

    "Apabila sebuah Tappi dibalut seluruhnya dengan emas, maka itu pertanda sebagai senjata yang khusus digunakan oleh bangsawan tinggi ataupun anggota keluarga dan kerabatnya. 

    "Semua itu menunjukkan bahwa Tappi mengandung fungsi dalam pranata kekerabatan dan merupakan penanda penting
    dari kekayaan dan keberagaman. 

    "Ini adalah contoh yang mengilhami bagaimana seni dan budaya lokal berkembang seiring waktu dan tetap menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas Indonesia, senjata ini tidak hanya merupakan peninggalan bersejarah, tetapi juga cerminan kreativitas leluhur dalam berkesenian, pungkasnya. 

    (Red) 

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini