Tingkatkan Kompetensi Penyuluh dan Produksi Petani di Bone, BBPP Batangkaluku Kembali Gelar Pelatihan di Lapri
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Tingkatkan Kompetensi Penyuluh dan Produksi Petani di Bone, BBPP Batangkaluku Kembali Gelar Pelatihan di Lapri

    Kabartujuhsatu
    Kamis, 10 Juni 2021, Juni 10, 2021 WIB Last Updated 2021-06-11T05:53:39Z
    masukkan script iklan disini
    Praktek lapang ara peserta pelatihan (Ist)

    Bone (Sulsel), -Kabartujuhsatu.news,-Dalam rangka meningkatkan kompetensi pengurus dan anggota kelompok tani dalam hal penyiapan benih bermutu kakao untuk mendukung peningkatan produksi tanaman kakao, maka BBPP Batangkaluku melaksanakan Pelatihan Teknis Tematik Benih Bermutu Tanaman Kakao bagi Non Aparatur Angkatan I di BPP Lappariaja, Kab. Bone yang berlangsung selama 3 (tiga) hari, mulai tanggal 10 s/d 12 Juni 2021. Pelatihan ini diikuti oleh 30 orang peserta yang merupakan pelaku usaha tani kakao yang ada di kecamatan Lappariaja.

    Kegiatan ini merupakan tindak lanjut arahan Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi, yang pernah mengatakan salah satu faktor penting dalam membangun pertanian adalah SDM. "Oleh sebab itu, BPPSDMP akan terus berupaya agar skill, pengetahuan, kemampuan, juga kapasitas SDM pertanian Indonesia meningkat, baik penyuluh, petani, petani milenial, poktan maupun gapoktan," kata Dedi.

    Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kab. Bone, Bpk. Ir. H. Sunardi Nurdin, M.Si, didampingi oleh Kepala BPP Lappariaja, H. Muh. Ramlan, SP, Kepala UPTD Perbenihan Tanaman Perkebunan, Andi Mahdi, SP, M.Si dan pengelola program pelatihan dari BBPP Batangkaluku, Risna Ardhayanti, STP, M.Si. Dalam sambutan dan arahannya, Bapak Kadis TPHP Kab. Bone menyampaikan bahwa Kecamatan Lappariaja merupakan salahsatu sentra tanaman kakao di Kab. Bone selain Kecamatan Bengo dan Lamuru.

    "Saat ini luas tanam kakao di Kab. Bone 16.000 Ha dari luas semula 30.000 Ha. Adanya penurunan luas tanam kakao disebabkan karena adanya alih fungsi lahan kakao menjadi lahan jagung dan porang. Ini disebabkan karena tanaman kakao dianggap petani kurang menguntungkan karena produksinya yang terus menurun", katanya lagi.

    Para peserta pelatihan (Ist)


    Lanjut beliau mengatakan penurunan produksi kakao disebabkan karena adanya serangan hama PBK dan banyaknya tanaman kakao yang sudah tua. Tanaman kakao yang sudah tua perlu diganti dengan tanaman kakao baru yang berasal dari klon tanaman kakao unggul. Untuk itu melalui pelatihan ini diharapkan para petani dapat terampil dalam menyiapkan benih bermutu kakao dari klon unggul dengan cara sambung pucuk.

    Pak Kadis juga mengharapkan agar ilmu yang diperoleh selama pelatihan dapat ditularkan kepada anggota kelompok yang tidak memperoleh kesempatan untuk ikut pelatihan.

    Pada pelatihan, para peserta memperoleh materi pelatihan yaitu 1) Penyiapan rumah pembibitan; 2) Penyiapan batang bawah untuk bibit kakao; 3) Penyambungan dengan sambung pucuk; dan 4) Penanaman bibit kakao dan pemeliharaannya, dengan tim fasilitator berasal dari praktisi / petani pelaku usaha perbenihan kakao, Penyuluh Swadaya dan petugas dari UPTD Perbenihan Tanaman Perkebunan, Dinas TPHP Kab. Bone. Metode pelatihan berupa ceramah, diskusi, simulasi dan praktek.

    Salah seorang peserta pelatihan, Bpk. Damise dari Kelompok Tani Mabbulo Sepeppa, Kec. Lappariaja menyatakan sangat senang mengikuti pelatihan tekis tematik benih kakao karena banyak ilmu yang bisa diperoleh, khususnya cara menyiapkan batang bawah dan melakukan sambung pucuk. “Saya sangat bersyukur bisa mendapat kesempatan sebagai peserta pelatihan karena melalui pelatihan dapat banyak pengetahuan yang diperoleh yang dapat saya terapkan di lahan kakao saya”, tutur pak Damise. (Al Aziz / Yuli N).

    Sumber/Penulis : Risna Ardhayanti
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini