Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Andi Rahmayuddin, S.Pd, guru SDN 3 Lemba Kabupaten Soppeng, melakukan survei mengenai efektivitas pembelajaran daring di tengah kondisi darurat.
Melalui angket berbasis Google Forms yang melibatkan 19 responden dari beragam latar belakang pendidikan dan profesi, survei ini memberi gambaran nyata tentang kesiapan masyarakat dalam menghadapi sistem belajar dari rumah.
Hasil survei menunjukkan mayoritas masyarakat memahami alasan pemerintah kembali menerapkan pembelajaran daring. Kebijakan ini dinilai tepat sebagai langkah antisipatif menjaga keselamatan siswa di tengah situasi maraknya demonstrasi yang nantinya bisa mengganggu keamanan sekolah.
Selama empat hari kedepan pembelajaran dari rumah, sebanyak 78,9% responden menyatakan setuju dan 21,1% sangat setuju dengan kebijakan tersebut.
Dari sisi kesiapan keluarga, responden menunjukkan respons positif. Seluruh orang tua menyatakan siap mendampingi anak belajar di rumah, dengan rincian 73,7% setuju dan 26,3% sangat setuju. Fakta ini menegaskan bahwa kesadaran orang tua sebagai fasilitator pendidikan di rumah cukup tinggi.
Dukungan fasilitas juga relatif memadai. Sebanyak 68,4% responden menyatakan anak telah memiliki perangkat pembelajaran daring, 21,1% sangat setuju, sementara 10,5% masih terkendala perangkat.
Dari sisi koneksi internet, 89,4% menilai jaringan cukup mendukung, meski 10,6% lainnya menilai kualitas jaringan belum stabil.
Dalam aspek kualitas pembelajaran, hasil survei cukup menggembirakan. Sebanyak 94,7% orang tua menilai anak mampu mengikuti pembelajaran daring dengan baik, bahkan seluruh responden (100%) sepakat materi yang disampaikan guru mudah dipahami.
Hal ini menjadi bukti bahwa guru telah beradaptasi dengan baik dalam menyampaikan materi secara daring.
Menariknya, dampak negatif yang kerap dikaitkan dengan pembelajaran daring, seperti menurunnya fokus dan motivasi siswa, dinilai relatif rendah.
Sebanyak 63,2% responden tidak setuju jika anak kurang fokus, dan 57,9% tidak setuju adanya penurunan semangat belajar. Dukungan keluarga diyakini berperan penting menjaga motivasi serta kedisiplinan siswa.
Meski demikian, mayoritas masyarakat tetap berharap pembelajaran tatap muka segera kembali dilaksanakan.
Sebanyak 63,2% responden sangat setuju dan 36,8% setuju jika sekolah kembali dibuka, dengan alasan efektivitas belajar, semangat siswa, serta pentingnya interaksi sosial.
Responden juga menyampaikan sejumlah masukan, antara lain perlunya daftar hadir harian, penggunaan seragam, jadwal pengumpulan tugas yang lebih teratur, serta umpan balik guru yang lebih membangun.
Mereka juga berharap variasi metode pembelajaran terus ditingkatkan dan akses internet lebih merata.
Dari kesimpulan survei, dapat ditegaskan bahwa pembelajaran daring di Kabupaten Soppeng berjalan cukup efektif dan diterima baik oleh masyarakat. Kendati demikian, evaluasi berkelanjutan, penguatan infrastruktur, serta koordinasi erat antara sekolah dan orang tua tetap menjadi kunci.
Harapan besar masyarakat tetap tertuju pada pembelajaran tatap muka, yang dianggap lebih optimal bagi perkembangan akademik maupun sosial emosional siswa.
(Her/*)