Soppeng, Kabartujuhsatu.news, Pusat Pertokoan (Pusper) yang selama ini menjadi ikon perbelanjaan di kota mulai kehilangan daya tariknya.
Deretan toko yang dahulu ramai dikunjungi kini berubah menjadi tempat yang sepi dan penuh sesak.
Fenomena ini menandai tantangan besar bagi Pusper yang harus bertahan di tengah gempuran pusat dunia modern dan perubahan gaya hidup masyarakat.
Pusper yang dulu menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial kini tergerus oleh pembangunan pusat pengetahuan baru yang lebih modern dan lengkap.
Kebijakan pembangunan besar-besaran di sektor ritel serta kemajuan teknologi telah mengubah pola belanja masyarakat.
“Kami masih berusaha bertahan, namun jumlah pengunjung semakin menurun".
"Pertanyaan besar yang kami hadapi sekarang adalah kapan Pusper akan bangkit kembali dan apakah ia mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan zaman,” ujar Yunandar, pengusaha lokal yang telah lama berkecimpung di dunia ritel di kawasan tersebut. Sabtu (17/5/2025).
Meskipun keadaannya sulit, harapan untuk kebangkitan Pusper masih ada.
Diperlukan inovasi dan terobosan baru agar pusat pertokoan ini bisa relevan kembali dan menarik minat pengunjung di era digital dan modern ini.
Jika tidak, Pusper berpikir akan menjadi sekadar kenangan masa lalu di tengah gemerlap pusat dunia modern yang terus bermunculan.
Para pelaku dan pihak terkait diharapkan dapat bekerja sama mencari solusi yang tepat agar Pusper dapat kembali berjaya dan menjadi pusat perbelanjaan yang hidup dan berkembang.
Pusat Pertokoan (Pusper) merupakan salah satu ikon perbelanjaan yang telah lama menjadi pusat aktivitas ekonomi dan sosial di kota soppeng.
Didirikan sejak beberapa dekade lalu, Pusper pernah menjadi tempat favorit masyarakat untuk berbelanja berbagai kebutuhan.
Namun, perkembangan zaman dan modernisasi telah menghadirkan tantangan baru bagi keberadaan Pusper.
(Red)