Perayaan Hari Buruh Internasional 2025, Merenungkan Perjuangan dan Tantangan Kaum Buruh di Indonesia
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Layanan Publikasi Media Online : Iklan, Berita, Banner

    Layanan Publikasi Media Online : Iklan, Berita, Banner
    Klik Gambar Inaproc Kabartujuhsatu di Kolom Pencarian

    Daftar Blog Saya

    Perayaan Hari Buruh Internasional 2025, Merenungkan Perjuangan dan Tantangan Kaum Buruh di Indonesia

    Kabartujuhsatu
    Rabu, 30 April 2025, April 30, 2025 WIB Last Updated 2025-04-30T15:19:22Z
    masukkan script iklan disini

    Banten, Kabartujuhsatu.news, Hari Buruh Internasional atau May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei sebagai momentum penting bagi kaum buruh di seluruh dunia. 

    Pada tahun ini, perayaan Hari Buruh di Indonesia menjadi saat yang tepat untuk merenungkan perjalanan panjang perjuangan buruh dan tantangan yang masih dihadapi hingga kini, terutama dalam konteks organisasi buruh yang belum mampu mengakomodasi seluruh lapisan pekerja.

    Sejak aksi mogok pertama di Amerika Serikat pada tahun 1806 yang menuntut pengurangan jam kerja dari 20 jam menjadi 8 jam sehari, perjuangan buruh terus berkembang dan melahirkan beragam organisasi modern. 

    Di Indonesia, sejarah organisasi buruh pernah mencapai puncaknya pada masa Orde Baru dengan keberadaan Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) hingga reformasi 1998. 

    Namun, saat ini konsolidasi kaum buruh justru mengalami kemunduran, terutama karena organisasi buruh kurang mampu menjangkau pekerja di sektor informal seperti ojek online (ojol) dan pekerja rumah tangga yang sangat rentan terhadap perlakuan tidak adil.

    Jacob Ereste, pengamat perburuhan, menyatakan, “Model pengorganisasian buruh di Indonesia perlu diperbaharui agar lebih inklusif dan efektif. 

    "Organisasi buruh harus sehat dan segar agar mampu menarik dan mempersatukan seluruh pekerja, termasuk ojol dan pekerja media online, yang selama ini kurang mendapat perhatian”, katanya Rabu (30/4). 


    Ereste menambahkan bahwa tanpa konsolidasi yang kuat dan strategi politik yang tepat, perjuangan buruh akan terus mengalami kesulitan untuk maju, termasuk dalam memperoleh suara di parlemen.

    Lebih jauh, Ereste menyoroti pentingnya membangun solidaritas lintas elemen seperti mahasiswa dan jurnalis untuk memperkuat gerakan buruh. 

    “Peringatan Hari Buruh Internasional harus menjadi momentum untuk menghidupkan kembali semangat perjuangan dan konsolidasi organisasi buruh agar mampu memperjuangkan hak dan kesejahteraan pekerja secara lebih manusiawi,” ujarnya.

    Jacob Ereste adalah pengamat dan penulis yang fokus pada isu-isu ketenagakerjaan dan pergerakan buruh di Indonesia. 

    Melalui tulisannya, Ereste mengajak masyarakat dan pemangku kepentingan untuk bersama-sama memperjuangkan kondisi kerja yang lebih baik bagi seluruh pekerja di tanah air.

    (Red) 
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini