Kementan Kerjasama BNPT dan Dinas Pertanian Kota Palu Tingkatkan Kapasitas Petani Kendalikan OPT
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Kementan Kerjasama BNPT dan Dinas Pertanian Kota Palu Tingkatkan Kapasitas Petani Kendalikan OPT

    Kabartujuhsatu
    Kamis, 25 Agustus 2022, Agustus 25, 2022 WIB Last Updated 2022-08-25T08:48:45Z
    masukkan script iklan disini

    Palu, Kabartujuhsatu.news,-Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu faktor pembatas dan kendala peningkatan dalam peningkatan produksi pertanian pada tanaman hortikulura.

    Oleh sebab itu Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai inovasi dan upaya guna meningkatkan produktivitas petani, salah satunya menyiapkan sumber daya manusia melalui kegiatan pelatihan.

    Sementara untuk pengendalian OPT, jalan pintas yang sering dilakukan adalah menggunakan pestisida kimia.

    Padahal penggunaan pestisida yang tidak bijaksana banyak menimbulkan dampak negatif, antara lain berupa pengaruh negatif terhadap kesehatan manusia, pencemaran lingkungan, serta adanya residu bahan kimia pada produk pascapanen.

    Maka petani perlu peningkatkan SDM agar nantinya lebih memahami dan mengerti cara pengendalian OPT yang lebih aman dan akrab lingkungan, salah satunya dengan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) pertanianya melalui pelatihan.

    Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa produk pertanian Indonesia harus berkualitas, baik dari segi tampilan maupun kandungan gizinya.

    Poin penting dari produk pertanian berkualitas adalah penerapan pertanian ramah lingkungan, termasuk dalam pengendalian OPT.

    "Prinsip PHT, mengarahkan pada budidaya tanaman sehat, pemanfaatan musuh alami, pengamatan rutin dan petani sebagai ahli PHT agar dapat mengontrol populasi hama di bawah ambang batas, meminimalisir pestisida kimia, meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen, pertanian, melestarikan lingkungan hidup dan meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.

    Mentan SYL menambahkan bahwa Kementan komitmen menyediakan pangan sehat standar domestik dan ekspor.

    Ia mengungkapkan bahwa, potensi dan keanekaragaman hayati Indonesia sangat besar, untuk dikembangkan menjadi komoditas pertanian yang sehat dan berstandar ekspor, terangnya.

    Kata Syahrul,"Jika ditemukan satu saja dari OPT pada komoditas pangan untuk ekspor, maka ekspornya akan ditolak kemudian menghambat ekspor komoditas pertanian lainnya, tak terkecuali beras," ujar Mentan inovatif ini.

    Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyoroti tantangan sektor pertanian saat ini, peningkatan konsumsi pangan sehat seiring meningkatnya jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi dan kesadaran pada pangan sehat bergizi.

    "Hasil pertanian harus mampu memenuhi kebutuhan pasar, dengan memperhatikan keutuhan dan keberlanjutan lingkungan pada pangan sehat untuk konsumsi domestik maupun pasar global," ujar Dedi.

    Hal lain disampaikan oleh Salman Hadiyanto bahwa “Sinergisitas Badan Nasional Penangulangan Terorisme (BNPT) dengan Kementerian/ Lembaga merupakan bentuk nyata kehadiran Negara dalam upaya penanggulangan terorisme, hal ini untuk memberikan pembangunan fisik dan non fisik kepada kelompok mantan napiter jaringan kelompok radikal dan keluarganya serta kepada masyarakat yang terdampak dan terpapar paham radikalisme dalam rangka deradikalisasi sebagai bentuk pencegahan tindak pidana terorisme” kata Salman Hadiyanto, SH, MH. yang merupakan Koordinator Fasilitator Daerah (Fasda) Sinergisitas BNPT dalam sambutan dan arahannya pada Pembukaan Pelatihan Teknis Tematik Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Hortikultura Bagi Non Aparatur di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Duyu, Kota Palu, Sulawesi Tengah.

    Menurut Salman Hadiyanto bahwa selain pengembangan SDM petani, pihak Sinergisitas BNPT juga masih mengusahakan agar Kementerian Pertanian dan institusi stakeholder pertanian memberikan bantuan berupa alat dan mesin pertanian kepada kelompok tani.

    “Kelompok tani yang telah memperoleh bantuan alsintan agar menggunakan alat tersebut dengan baik dan menyeluruh bagi seluruh anggota yang lainnya. Peserta pelatihan yang merupakan perwakilan agar serius dalam memanfaatkan kesempatan ini guna menambah pengetahuan dan keterampilan serta nantinya dapat mensosialisasikan kepada petani lainnya”.

    Kegiatan pelatihan merupakan hasil kerjasama Tim Sinergisitas BNPT, Kementerian Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian-BBPP Batangkaluku, serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu.


    Pelatihan yang dilaksanakan mulai tanggal 24 Agustus sampai tanggal 26 Agustus 2022 yang dilangsungkan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Duyu, Kota Palu, Sulawesi Tengah ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kompetensi petani sebagai pelaku utama dan pelaku usaha hortikultura mengenai cara berbudidaya tanaman yang baik dan terpadu khususnya teknik pengelolaan OPT agar dapat mencapai produksi yang optimal sehingga meningkatkkan kesejahteraannya.

    Peserta sebanyak 30 orang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan yang berasal dar 14 kelompok tani se-Kota Palu.

    Pelatihan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palu Assharini Mastura, SE, M.Si.

    Dalam sambutan dan arahannya, Assharini Mastura mengungkapkan bahwa saat ini semua produksi tanaman hortikultura sebaiknya terstandarisasi dan tersertifikasi, proses produksi harus memenuhi standar prosedur/SOP setiap komoditi dan mengacu pada praktek berbudidaya tanaman yang baik/ Good Agricultaral Praktices (GAP), penanganan panen dan pasca panennya harus baik atau mengacu pada Good Handling Practices (GHP) serta mengacu pada Good Manufacturing Practices (GMP).

    Dengan penerapan praktek pertanian yang baik maka produksi dan produktivitas tanaman akan meningkat, kualitas dan keamanan pangan meningkat, terjadi efisiensi produksi, kelestarian lingkungan menjadi terjamin, daya saing produk meningkat, petani juga menjadi bertanggungjawab terhadap jaminan keamanan produknya kepada konsumen.

    “Momentum pelatihan ini agar dipergunakan oleh peserta untuk saling bertukar pengetahuan dan pengalaman, misalnya penggunaan dan pemilihan benih, cara menanam dan perawatan tanaman, pemupukan secara tepat, pengendalian OPT yang ramah lingkungan, penggunaan sarana pengendali OPT yang tepat, agar pengelolaan pertanian oleh petani dapat berkelanjutan, meningkatkan kualitas lingkungan, serta melestarikan sumberdaya alam.

    Dengan begitu maka petani dapat semakin maju dan sejahtera”, pungkas Assharini Mastura.

    (Red/K71/**)
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini