Sugeng Waras : Ulama Bukan Teroris, Teroris Bukan Ulama !
  • Jelajahi

    Copyright © kabartujuhsatu.news
    Best Viral Premium Blogger Templates


    Daftar Blog Saya

    Sugeng Waras : Ulama Bukan Teroris, Teroris Bukan Ulama !

    Kabartujuhsatu
    Rabu, 17 November 2021, November 17, 2021 WIB Last Updated 2021-11-18T19:00:26Z
    masukkan script iklan disini
    Kolonel Purnawirawan TNI Sugeng Waras (Ist).


    Jakarta, Kabartujuhsatu.news,-Mau tidak mau, suka tidak suka, umat Islam adalah sangat potensial bagi bangsa Indonesia, yang tidak bisa dipungkiri berdasarkan sejarah bangsa Indonesia.

    Telusuri lahirnya Pancasila, yang menjadi landasan fundamental dan pandangan hidup bangsa Indonesia, siapa andil terbesar ?
    Siapa pula yang tidak abaikan minoritas atas koreksi saudara kita di Indonesia Timur...?.

    Maka sempurnalah isi Pancasila yang kemudian dikumandangkan pada18 Agustus 1945, namun kemudian diselingkuhkan oleh rezim Megawati dan berlanjut hingga kini yang diubah dan digeser kelahiran Pancasila menjadi lahir pada 1 Juni 1945 (konsep Bung Karno yang masih mentah dan kemudian diperbaiki bersama ).

    Ironisnya, justru Pancasila yang telah menunjukkan kesaktianya, yang tidak mempan digoyah dan dirobek robek oleh PKI dengan aksi kudetanya pada 30 September 1965, kini justru ada yang mencoba menyelewengkan Pancasila dengan membentuk BPIP / HIP.

    Kita semua wajib tahu, bicara PKI tidak bisa dipisahkan dengan Umat Islam di Indonesia 

    Dibawah kepemimpinan Presiden Suharto, Pemerintah bersama TNI Polri dan umat Islam menggulung dan mengikis habis PKI yang kemudian melalui TAP MPRS XXV / 66 melarang beraktifitas termasuk ajaranya dIseantero pelosok Indonesia.

    Setelah kejatuhan era Suharto, semasa era reformasi, sisa sisa PKI dan generasi penerusnya selain yang di Pulau Buru, ditampung dan dibina oleh May Jen TNI Theo Syafei sebagai pentolan PDIP dkk yang terus berkembang hingga saat ini dan telah menjamur diberbagai elemen baik dipemerintahan maupun non pemerintahan yang antara lain kita kenal Ribka Ciptaning Prolateriar, penulis buku Aku bangga menjadi anak PKI dan kini sebagai Ketua Pokja BPIP / HIP di lingkaran Pusat Pemerintahan Jokowi ( bisa diprediksi apa dan kemana arah dan tujuan BPIP / HIP ) dan ada apa / kenapa rezim Jokowi tetap ngotot ?.

    Kita bangsa Indonesia wajib berpikir dan bereaksi terhadap program program pemerintah seperti BPIP/ HIP, RUU/UU Omnibus Law, Proyek Kereta Api Cepat Jakarta Bandung dan Recana Pemindahan Ibu Kota Negara ( IKN ) baru di Panajam Kalimantan Timur.

    Bangsa Indonesia harus kritis, peka dan peduli adanya indikasi negara dalam negara seperti Pantai Indah Kapuk (PIK ), Morowali, dan Panajam / Kaltim yang cenderung ada pembiaran perkembangannya oleh rezim Jokowi.

    Prediksi hadirnya puluhan juta orang asing aseng / TKA di IKN baru akan mengubur pribumi Panajam yang hanya puluhan ribu, bak menjadi tamu dirumah sendiri

    Maka penangkapan para ulama seiring gencarnya desakan rakyat atas keterlibatan LBP dan ET dalam kasus bisnis PCR, patut kita curigai dan waspadai.

    Tinggalkan kelompok kampret dan cebong ciptaan pihak lain yang sengaja memecah belah dan mengadu domba untuk melumpuhkan kekuasaan di Indonesia.


    Kampret dan Cebong minus pelanjut dan penerus paham komunis, harus segera bersatu dan bersama sama mengkritisi jalanya roda pemerintahan untuk dikoreksi dan diluruskan sesuai cita cita para pendiri negara.

    Polri harus segera paham dan sadar bahwa perlakuan terhadap para ulama terkait diskriminasi, diskriminalisasi dan ekskusi adalah dibawah bayang bayang kendali pihak pihak yang sengaja ingin menguasai NKRI.

    Sebaliknya Rakyat juga harus segera paham dan sadar, bahwa NKRI sedang tidak baik baik saja, bahkan terindikasi diambang kehancuran.

    Saya mengingatkan dan menentang keras siapapun dan pihak manapun yang membenci apalagi melawan TNI POLRI.

    Karena sesungguhnya, TNI POLRI adalah garda terdepan dan benteng terakhir NKRI.

    Kalau toh saat ini kita melihat, mendengar dan merasakan ulah TNI POLRI yang melenceng dari peransinya, adalah semata mata pemikiran dan tindakan dari para pemimipinnya, yang bisa jadi atas tekanan atasannya.

    Namun, kita tidak boleh terlambat, diskriminasi dan eksekusi terhadap ulama termasuk HRS dan pembantaian terhadap 6 orang laskar pengawal HRS, harus segera dihentikan / diselesaikan sesuai hukum.

    Jika secara hukum tidak bisa diselesaikan secara tegak dan tepat hukum.

    Saya Kolonel Purn SUGENGWARAS siap masuk barisan terdepan untuk melawan kebobrokan dan kedzolinan ini.

    Mari, luruskan niat, satukan dan bulatkan tekad serta muliakan dan hanya bersandar kepada Allah, TYMK, tanpa silau menghadapi kekuatan dan kehebatan pihak lain.

    INSHA ALLAH.....kedzoliman akan tergulung oleh kejujuran, kebenaran, keadilan, ketulusan, keikhlasan dan keberanian yang bertanggung jawab !

    ALLAHU AKBAR !!!

    MERDEKA..!!!

    ( Jakarta, 17 Nopember, Sugeng waras, Kol purn TNI AD )
    Komentar

    Tampilkan

    Terkini